HEWAN VERTEBRATA DAN INVERTEBRATA
HEWAN
VERTEBRATA DAN INVERTEBRATA
Artikel
Jurnal ini dikerjakan untuk memenuhi mata kuliah : IPA MI/SD I
Oleh:
Amirothul Maulidyana NIM.
16150258
Siti Aminah NIM.
16150266
ABSTRAK
Pembelajaran IPA merupakan elemen penting dalam mempelajarai ruang
khusus terkait alam dan makhluk hidup. Dalam sains ada ilmu yang khusus
mempelajarai terkait pengklasifikasian hewan yakni Zoologi. Nah, dalam
ilmu sains sendiri, bagi jenis maupun spesies hewan memiliki perbedaan
yang digolongkan menjadi beberapa kelas, yaitu kelas Vertebrata dan kelas
Invertebrata. Hewan Vertebrata termasuk jenis klasifikasi hewan berdasarkan
adanya tulang penyokong, sedangkan apabila hewan tersebut tidak memiliki tulang
belakang bisa dipastikan itu adalah jenis kelas hewan Invertebrata. Dari kedua
jenis hewan tersebut, ada beberapa pembagian lagi di dalamnya sepertri halnya
Vertebrata, digolongkan ke dalam lima jenis, yaitu Pisces (ikan), Amphibi
(amfibi), Aves (unggas atau burung), Reptilia (reptil), dan Mammalia
(mamalia atau hewan menyusui). Sedangkan ada sembilan filum yang termasuk
ke dalam kelompok invertebrata, yaitu; Protozoa, Porifera, Coelenterata,
Platyhelminthes, Nemathelminthes, Annelida, Mollusca, Echinodermata, dan
Arthropoda.Adapun perbedaan yang secara signifikan dapat dilihat oleh
indera bahwa vertebrata merupakan jenis hewan yang sebagian besarnya mnemiliki
tubuh yang relatif lebih besar daripada jenis Invertebrata, serta memiliki
tulang belakang sebagai penyokong. Sedangkan, Invertebrata sebagian besarnya
tidak memiliki tulang belakang.
Kata Kunci : Zoologi,
Vertebrata, dan Invertebrata.
PENDAHULUAN
Dalam pelajaran Biologi diperlukan kemampuan dalam
mengkalsifikasikan dan dapat menghafal karakteristik makhluk hidup dalam sub
bab pokok bahasan hewan vertebrata dan invertebrata. Biologi merupakan bagian
dari IPA, untuk mempelajari sub bab tersebut dalam ilmu biologi sering dikenal
dengan sebutan “Zoologi”. Kata Zoologi berasal dari bahasa Yunani, Zoon yang
berarti hewan dan Logos berarti Ilmu. Zologo merupakan cabang ilmu
biologi yang membahas secara spesifik mengenai hewan tidak bertulang belakang (invertebrata).
Maka dalam hal tersebut tidak hanya membahas terkait hewan tak bertulang
belakang saja melainkan juga akan membahas terkait hewan bertulang belakang (vertebrata).
Jika dilihat secara spesifik terdapat banyak perbedaan dari kedua jenis hewan
tersebut, secara kasat mata kita bisa membedakan kedua hewan tersebut dalam
pengklasifikasian tergantung jenis, struktur serta ciri-cirinya. Jika dalam
mempelajari hewan vertebrata, maka perlu terlebih dahulu mengetahui dan
menghafal morfologi dan anatomi yang ada di dalam setiap pembahasan
pengelompokan hewan yang bertulang belakang sebagai bahan penguatan memori
terkait istilah latin yang ada. Biologi
merupakan bagian dari ilmu sains, dimana dalam hal ini segala hal yang
mencakup penelitian dilakukan dengan cara (metode) ilmiah. Dengan demikian,
pembelajaran biologi terkait Zoologi Invertebrata maupun hewan Vertebrata
sangat perlu dipahami oleh setiap mahasiswa. Dalam penyampaian pembelajaran
juga memerlukan model pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik
serta muatan isi juga berkaitan dengan zoologi invertebrata dan hewan
vertebrata.
Berdasarkan uraian diatas, perlu kita ketahui secara komprehensif
terkait hewan invertebrata maupun vertebrata. Secara spesifik perbedaan antara
kedua jenis hewan tersebut berdasarkan ciri-ciri dan karakteristik yang akan
menjadi bahan kajian kalian ini, sangat perlu kita pelajari. Sehingga ada beberapa rumusan masalah yang
kita dapat yaitu “Perbedaan antara hewan vertebrata dengan invertebrata
serta pengklasifikasian, ciri-ciri dari kedua jenis hewan vertebrata dan
invertebrata”.
Dari rumusan masalah di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan
penulisan artikel jurnal ini adalah: 1) Untuk dapat mengetahui dan memahami
pengertian dari hewan vertebrata dan invertebrata. 2) Untuk dapat
mengkalsifikasikan terkait ciri-ciri, struktur, dan morfologi dari hewan vertebrata
maupun invertebrata. Dari pembelajaran biologi dalam sub bab ini dapat membuat
kita menjadi lebih berpikir kritis, serta dapat mengklasifikasikan dengan baik
antara hewan vertebrata maupun invertebrata serta memahami ilmu anatominya. Diantara
berpikir tingkat tinggi disini, adalah termasuk pelajaran biologi yang
merupakan bagian dari IPA, karena dalam hal ini berpikir tingkat tinggi
merupakan salah satu yang digunakan dalam pembentukan sistem konseptual IPA,
sehingga pada era seperti sekarang kita perlu memahami makna untuk berpikir
kritis. Menurut Presseisen dalam Costa[1],
Keterampilan berpikir manusia dibagi menjadi dua: keterampilan berpikir
dasar dan keterampilan berpikir kompleks atau tingkat tinggi. Dimana,
keterampilan berpikir dasar meliputi beberapa hal yaitu hubungan sebab-akibat,
mentransformasi, memberikan hubungan dan menemukan kualifikasi. Proses berpikir
kompleks atau tingkat tinggi dikelompokkan menjadi, pemecahan maslaah, membuat
keputusan, berpikir kritis dan kreatif.
PEMBAHASAN
A.
KRITERIA KLASIFIKASI HEWAN
Dalam menentukan beberapa ciri dan jenis dari hewan, maka harus
kita ketahui hal apa saja yang akan menjadi pembeda antara hewan yang satu
dengan lainnya.
1.
Lapisan Embrionalnya
Lapisan ini merupakan jaringan dari hasil dari oembelahan sel
zigot, jaringan embrional mengalami spesialisasi menjadi dua lapisan (diploblastic)
yakni ektoderm dan endoderm. Tiga jaringan lapisan tubuh (triploblastik)
yaitu ectoderm, mesoderm dan endoderm dengan pengertian sebagai berikut[2]:
a.
Ektoderm ialah lapisan terluar yang menutupi permukaan embrio dan
akan berkembang menjadi penutup luar tubuh hewan.
b.
Endoderm ialah lapisan terdalam dan menutupi saluran pencernaan
yang sedang berkembang/arkenteron dan akan berkembang menjadi saluran
pencernaan, hati sertra paru-paru hewan vertebrata.
c.
Mesoderm ialah terletak diantara ectoderm dan endoderm yang akan
menjadi otot dan organ lain yang terletak antara saluran pencernaan dan penutup
tubuh.
2.
Rongga Tubuh (Ceolum)
Dalam
rongga tubuh terbagi menjadi tiga jenis yakni:
a.
Triploblastik Acoelomata
yakni hewan yang tidak mempunyai rongga tubuh diantara saluran pencernaan atau
dinding tubuh, seperti contoh: Phlyum Platyhelminthes.
b.
Triploblastik Pseudoceolomata yakni hewan yang memiliki rongga semu, karena hanya sebagian yang
dilapisi oleh lapisan mesoderm, seperti: Nematoda.
c.
Triploblastik Coelomata
yakni hewan yang memiliki rongga tubuh yang nyata, karena seluruh tubuh
dilapisi oleh lapisan mesoderm, minimal mempunyai rongga gastrovasculer yang
berperan sebagai sistem pencernaan, seperti: Phylum Annelida, Molusca,
Echinodermata, dan Arthrophoda.
3.
Sistem Tubuh
Dalam kelompok ini, maka jenisnya terbagi menjadi beberapa yaitu:
a.
Asimetri adalah hewan yang tidak memiliki pembagian tubuh yang
tetap atau sama, seperti Protozoa dan Porifera.
b.
Simetri Bilateral adalah hewan yang apabila tubuhnya dibagi menjadi
dua melalui pusatnya dari arah manapun dapat diperleh bentuk dan ukuran yang
tidak berubah. Hewan tersebut hanya mempunyai tubuh dorsal (bagian atas) dan
ventral (bawah), tidak memiliki bagian anterior (depan) dan posterior
(belakang). Contoh: Coelonterata/Hydra, Echinodermata.
4.
Memiliki Notokorda atau tidak, dimana tali sumbu tubuh yang
terbentuk dari tulang rawan.
5.
Kerangka Tubuh (Penyokong), terbagi menjadi; Eksoskeleton (rangka luar),
misalnya Arthrophoda, dan Endoskeleton (rangka dalam), semua yang
memilikinya adalah jenis vertebrata.
Simetri merupakan salah satu bentuk yang dianggap stabil dan erat
kaitannya dalam modifikasi untuk adaptasi. Macam-macam bentuk tubuh simetris:
a.
Universal simetris/Spherical Simetris yakni hewan yang memiliki simetris seperti bola, bila dibuat
penampang dari titik pusat manapun akan menghasilkan dua bagian tubuh yang
setangkup satu dengan lainnya.
b.
Radial simetris
yakni hewan yang memiliki bentuk tubuh seperti roda, bila dibuat penampang
vertical melalui pusat tubuh, maka penampang itu menjadi lebih dari dua belahan
tubuh simetris satu terhadap yang lainnya.
c.
Bilateral simetris
yakni hewan yang memiliki bentuk tubuh
Klasifikasi Zoologi terbagi menjadi tujuh bagian yaitu[3]:Spesies,
Genus (jamal: Genera), Familia, Ordo, Class, Filum (jamak: Phyla/Fila),
dan Kingdom. Dalam penamaan adapun sebagai contoh seperti, nama daerah (misal:
luwing), nama ilmiah yaitu Diplopoda (luwing). Pada umumnya hal tersebut
menggunakan sistem binomial nomenclature, dimana kata pertama
menunjukkan namagenus dan kata kedua menunjukkan nama spesies.
Contoh lain seperti belalang (DissosteiraCarolinaL.)
B.
HEWAN VERTEBRATA
Hewan vertebrata merupakan kelompok hewan yang memiliki tulang
belakang. Tulang-tulang yang menyusun tulang belakang disebut vertebra. Hewan
vertebrata dapat digolongkan ke dalam lima jenis, yaitu Pisces (ikan), Amphibi
(amfibi), Aves (unggas atau burung), Reptilia (reptil), dan Mammalia
(mamalia atau hewan menyusui). Proses pengklasifikasian makhluk hidup yang
ciri-ciri serupa kemudian dikelompokkan ke dalam satu kelompok yakni disebut takson
(aturan). Dalam sains taksonomi merupakan pengelompokan suatu hal
berdasarkan hierarki (tingkatan) tertentu. Dimana, taksonomi yang lebih tinggi
bersifat lebih umum, dan taksonomi rendah bersifat lebih spesifik.
Adapun ciri-ciri dan pola perkembangan tubuh hewan vertebrata yang
dapat diklasifikasikan dari Chordata sebagai gambaran awal terkait pola
perkembangannya dan berbagai perubahan yang terjadi pada hewan vertebrata
secara evolusi maupun embriogeni. Beberapa hewan yang termasuk ke
dalam jenis Chordata adalah semua hewan yang tubuhnya memiliki organ
penyokong tubuh dalam, yang pada umumnya memiliki bentuk primitif hingga paling
sederhana bentuk tubuhnya mirip dengan cacing sehingga dinamakan tunicata,
kemudian sejenis ikan (lancelet), sampai pada tingkat yang lebih
sempurna seperti mamalia. Sebagian besar hewan Chordata hidup
secara bebas atau bisa dikatakan tidak ada yang hidup sebagai parasit. Hewan Chordata
memiliki varian bentuk, baik mulai dari ukuran kecil, sedang hingga
besar sekali seperti paus (mamalia akuatik), gajah dan lainnya. Secara umum phylum
chordata ini dibagi menjadi empat sub phylum, yakni[4]: Hemichordata,
Urochordata atau tunicata, Chepalochordata, dan Vertebrata.
Menurut ahli Zoologi, mengatakan bahwa apabila ditinjau dari
struktur tubuh, maka hewan vertebrata termasuk ke dalam kelompok Craniata karena
sudah memiliki tulang tengkorak atau sudah dibungkus oleh tulang cranium,
namun ketiga sub phylum di atas selain vertebrata tidak memiliki tulang
tengkorak (cranium). Hewan vertebrata memiliki otak yang ukurannya
relatif besar dan sudah dilengkapi dengan tulang cranium, dan memiliki
tulang penyokong tubuh (columna vertebralis), pembagian tubuh yang sudah
lengkap (terbagi atas bagian kepala, leher, badan, dan ekor). Hampir semua
organ tubuh terutama organ reproduksinya mengalami kemajuan, baik dari segi
pertumbuhan, struktur dan fungsinya, kecuali bentuk notochord, nervecord,
dan celah insang. Sub phylum vertebrata dibagi menjadi Dua kelompok
besar yaitu[5]:
1.
Super Kelas Pisces
a.
Agnatha,
yakni kelompok hewan yang belum memiliki rahang, sehingga bentuk mulutnya
sangat sederhana hampir mirip mulut cacing.
b.
Placodermata,
yakni hewan yang tubuhnya dilengkapi oleh sisik-sisik, sisiknya cenderung
memiliki tipe placoid.
c.
Chondrychthyes,
yakni hewan dari jenis ikan yang bertulang rawan.
Ciri-ciri kelompok kelas ini adalah:
1)
Mulut yang berahang kuat, terletak dibagian bawah tubuh
2)
Celah insang berjumlah lima, meskipun ada yang berjumlah, tiga,
enam atau tujuh celah insang
3)
Kulit ulet dan kasar bergigi karena adanya sisik gelakoid
4)
Adanya sepasang pendekep atau klasper pada hewan jantan yang
berfungsi untuk menyalurkan sperma ke kloaka betina
5)
Usus pendek dan lebar berisi membran ulir untuk menyerap
makanan lebih lama
6)
Hati berukuran sangat besar untuk membantu pencernaan makanan
7)
Fertilisasi terjadi secara internal
8)
Bersifat ovipar yaitu menghasilkan telur
d.
Osteichthyes,
yakni semua jenis ikan yang bertulang sejati.
Ciri-ciri kelompok kelas ini adalah:
1)
Mulut terdapat dibagian depan tubuh
2)
Celah insang satu, di masing-masing sisi kepala
3)
Sirip ekor memiliki panjang yang sama pada bagian atas maupun bawah
4)
Kulit licin karena sekresi mukus oleh kelenjar pada kulit
5)
Adanya gelembung renang sehingga tidak tenggelam saat tidak
bergerak
6)
Sistem gurat sisi terdapat pada sisi tubuh
7)
Usus panjang dan ramping menggulung
8)
Fertilisasi terjadi di luar
9)
Bersifat ovipar mengeluarkan telurnya
2.
Super Kelas Tetrapoda
Hewan-hewan
yang termasuk dalam kelompok ini adalah hewan yang berkaki empat yakni berasal
dari kata tetra yang berarti empat dan poda yaitu kaki, dan
beberapa jenisnya yakni:
a.
Amphibia,
dimana berasal dari kata amphi artinya dua dan bios artinya
hidup. Jadi, hewan yang termasuk dalam kelompok ini adalah hewan yang memiliki
dua fase, yaitu fase dalam air dan di daratan.
Ciri-ciri
kelompok kelas ini adalah:
1)
Berkulit licin, tidak bersisik
2)
Menggunakan energi lingkungan untuk mengatur suhu tubuh sehingga
termasuk hewan eksoterm
3)
Fertilisasi secara eksternal di air atau tempat lembab
4)
Mengasilkan telur (ovipar), tidak bercangkang
5)
Peredaran darah ganda dan jantung beruang tiga
b.
Reptilia,
hewan yang termasuk dalam kelompok ini adalah hewan merayap, seperti; kadal,
penyu, ular, buaya, dan lainnya.
Ciri-ciri
kelompok kelas ini adalah:
1)
Anggota tubuh berjari lima
2)
Bernafas dengan paru-paru
3)
Jantung beruang tiga atau empat
4)
Menggunakan energi lingkungan untuk mengatur suhu tubuh sehingga
termasuk hewan eksoterm
5)
Fertilisasi secara internal
6)
Menghasilkan telur dengan telur amniotik bercangkang.
7)
Peredaran darah ganda, jantung beruang empat, sekat antar ruang
belum sempurna
c.
Aves, disebut juga
dengan kelompok unggas atau bangsa burung. Dalam klasifikasi kelompok ini
termasuk hewan yang bersayap dan dilengkapi dengan bulu untuk terbang, seperti
bangsa burung, angsa, ayam, itik dan lainnya.
Ciri-ciri
kelompok kelas ini adalah:
1)
Berparu dari bahan keratin, tidak bergigi
2)
Struktur tulang menyerupai sarang lebah, sehingga kerangnya kuat namun
ringan
3)
Memiliki empedal untuk menghancurkan makanan
4)
Lambung berotot besar, bernafas menggunakan paru-paru
5)
Memiliki kantung udara, memiliki penglihatan tajam
6)
Fertilisasi terjadi secara internal
7)
Bertelur dengan ciri bercangkang dan kuning telur yang besar
8)
Mengerami telur dan merawat anaknya
9)
Peredaran darah ganda, jantung beruang empat, sekat sudah sempurna
d.
Mamalia, hewan yang
termasuk ke dalam kelompok ini merupakan hewan yang memiliki glandula mammae
atau kelenjar susu untuk menyusui anaknya.
Ciri-ciri
kelompok kelas ini adalah:
1)
Semua menghasilkan susu sebagai makanan anaknya
2)
Berambut, memiliki tiga tulang telinga, tengah terdiri atas tulang
martil, tulang landasan dan tulang sanggurdi. Tulang tengah berfungsi sebagai
pendengaran, meneruskan getaran suara dari membran timpani (gendang telinga) ke
telinga dalam
3)
Geligi dengan berbagai ukuran dan bentuk, rahang bawah tersusun
dari satu tulang
4)
Bernafas menggunakan paru-paru, jantung beruang empat
5)
Diafragma diantara rongga perut dan dada untuk membantu pernapasan
6)
Otak lebih berkembang dibandingkan jenis vertebrata lainnya
7)
Menggunakan energi metabolismenya untuk menjaga suhu tubuh tetap
konstan sehingga tergolong hewan endoterm dan homeoterm
8)
Fertilisasi terjadi secara internal atau terjadi di dalam tubuh
betina
9)
Melahirkan anaknya atau vivipar
Hewan mamalia ini terbagi menjadi tiga jenis kelompok, yakni (a) Mamalia
bertelur (prototheria) merupakan golongan ovipar dimana embrio
berkembang di dalam telur dengan menggunakan kuning telur sebagai sumber
makanan dan setelah menetas hewan ini akan menghsap susu dari rambut induknya
karena induk ini tidak memiliki puting susu, hewan tersebut digolongkan sebagai
Ordo monotremata, contohnya platipus (Ornithorhyncus anatinus) dan echidna. (b)
Metatheria merupakan kelompok vivipar yang melahirkan saat embiro masih pada
tahap awal, contohnya kangguru merah yang melahirkan anaknya dalam 33 hari
setelah fertilisasi, dan ketika anak masih dalam tahap embrio dapat merangkak
masuk ke dalam kantung induknya (marsuplum), dan hewan ini digolongkan
dengan hewan berkantung termasuk koala dan opposum. (c) Eutheria merupakan
kelompok vivipar yang melahirkan anaknya setelah menyelesaikan perkembangan
embrioniknya di dalam rahim (uterus), dimana embrio mendapat nutrisi dari induk
melalui plasenta sehingga kelompok ini disebut mamalia berplasenta.
Dari uraian pengkalsifikasian kelas di atas, maka adapun ciri-ciri
dari hewan vertebrata sebagai berikut:
1.
Vertebrata diketahui memiliki dua pasang tungkai, kecuali pada
jenis kelompok pisces.
2.
Memiliki sistem otot yang banyak terdiri dari pasangan massa, dan
juga sistem saraf pusat yang biasanya terletak pada tulang belakang.
3.
Sistem respirasi menggunakan insang atau paru-paru.
Vertebrata merupakan sub phylum dari phylum chordata
yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut[6]:
1.
Memiliki notochord yaitu kerangka berbentuk batangan keras
tetapi lentur. Notochord terletak diantara saluran pencernaan dan tali
saraf, memanjang sepanjang tubuh membentuk sumbu kerangka.
2.
Memiliki tali saraf tunggal berlubang terletak dorsal terhadap notochord,
dan memiliki ujung anterior yang membesar berupa otak.
3.
Memiliki ekor yang memanjang ke arah posterior terhadap anus.
4.
Memiliki celah faring.
5.
Tubuh terdiri atas kepala, badan, dua pasanga anggota badan, ekor
pada sebagian vertebrata.
6.
Kulit tersusun atas dua bagian, epidermis dan dermis, dan
menghasilkan rambut, sisik ,bulu, kelenjar atau horn endoskeleton
tersusun dari tulang rawan.
7.
Faring bercelah yang merupakan tempat insang pada ika, namun pada
hewan darat hanya terdapat pada tingkat embrio.
8.
Otot melekat pada endoskeleton untuk bergerak.
9.
Sistem pencernaan memiliki kelenjar, pencernaan, hati dan pankreas.
10.
Jantung beruang dua hingga empat.
11.
Darah mengandung sel darah putih dan darah merah (berhemoglobin).
12.
Rongga tubuh mengandung sistem viseral.
13.
Ginjal sepasang dengan saluran untuk mengeluarkan zat sisa dan gonad
sepasang pada betina dan jantan.
Adapun beberapa peran hewan vertebrata bagi berlangsungnya
kehidupan manusia, yaitu:
1.
Sumber bahan makanan, seperti daging, telur, ayam susu sapi.
2.
Sebagai bahan baku industri tekstil, seperti pemanfaatan rambut
domba untuk dijadikan wol.
3.
Sebagai objek penelitian seperti hewan mamalia.
4.
Sebagai hewan peliharaan, seperti kucing, anjing, atau burung.
Namun selain itu, beberapa hewan vertebrata lainnya juga ada yang
merugikan manusia, misalnya seperti tikus, karena tikus dapat menjadi hama
tanaman pertanian.
Klasifikasi hewan vertebrata diantaranya: Hiu Greenland merupakan
hewan vertebrata tertua dan terbesar di dunia, Marmoset kerdil yaitu mkonyet
terkecil di dunia yang memiliki panjang 15-16 cm saja, Tikus eruscan yaitu
mamalia terkecil di dunia, dan lainnya.
C.
HEWAN INVERTEBRATA
Hewan invertebrata adalah hewan yang tidak memiliki tulang
belakang. Invertebrata berasal dari bahasa latin yakni “in” artinya
tidak dan “vertebrae” artinya bertulang belakang. Jadi, zoologi
invertebrata merupakan jenis hewan tingkat rendah yang tidak memiliki tulang
belakang, baik hewan yang ber sel tunggal maupun yang tidak memiliki bentuk
tetap, hewan tersebut dapat dibedakan berdasarkan jumlah lapisan lembaga dan rongga tubuh.
Dalam pengklasifikasian kelompok hewan invertebrata ini masih belum
bisa dipastikan secara tegas, baik dari segi pengelompokan maupun kesempurnaan
organ tubuhnya. Sejak zaman Aristoteles[7]
bahwa pengelompokan hewan di alam semesta ini telah mengalami beberapa kali
perubahan bahkan dalam kategori takson filum yang berbeda yang disesuaikan
berdasarkan dasar pengelompokan yang digunakan masing-masing para ilmuwan sains.
Pada mulanya kita hanya mengenal tujuh filum yang termasuk ke dalam kelompok
hewan invertebrata, yaitu; Protozoa, Porifera, Coelenterata, Vermes, Mollusca,
Echinodermata, dan Arthropoda. Setelah mengalami beberapa kajian mendalam
terkait hal tersebut, maka pada saat ini kita mengenal ada sembilan filum yang
termasuk ke dalam kelompok invertebrata, yaitu; Protozoa, Porifera,
Coelenterata, Platyhelminthes, Nemathelminthes, Annelida, Mollusca,
Echinodermata, dan Arthropoda.
Dalam hal tersebut, hewan invertebrata memiliki beberapa
karakteristik yakni: Organisme eukariotik, tidak memiliki dinding sel
dan klorofil, bersifat heterotroph (memperoleh makanan dari organisme lain
karena tidak memiliki klorofil), reproduksi umumnya dilakukan secara kawin,
namun beberapa dilakukan tanpa proses kawin, dan dapat bergerak untuk survive
(mencari makan).
Pengelompokan
hewan berdasarkan ada tidaknya jaringan penyusun tubuh[8];
1)
Parazoa,
yaitu hewan yang tidak memiliki jaringan sejati, termasuk anggota filum
porifera (hewan spons).
2)
Eumetazoa,
yaitu hewan yang memiliki jaringan sejati, termasuk anggota filum Cniadria
sampai filum Chordata.
Hewan invertebrata meliputi semua Protozoa, yakni hewan yang ber
sel satu sebagian yang lain merupakan Metazoa yaitu hewan yang ber sel banyak.
Jenis kelompok Metazoa dilihat berdasarkan lembaganya dibagi menjadi beberapa
jenis yaitu:
1)
Hewan Diploblastik yang merupakan hewan yang sel-sel tubuhnya
berasal dari dua lapisan yaitu endodermis dan ektodermis serta tidak memiliki ceolum
(rongga tubuh). Kelompok ini terdiri dari Porifera dan Coelenterata
2)
Hewan Tripoblastik merupakan hewan yang berasal dari tiga lapisan
sel, yaitu endodermis, mesoderis, ektodermis. Jenis ini ada yang memiliki ceolum
dan tidak. Kelompok ini terdiri dari, Platyhelminthes, Nematyhelminthes,
Annelida, Molusca, Echinodermata, dan Anthropoda.
Filum kelompok invertebrata
1.
Protozoa
Protozoa yaitu kelompok yang ber sel satu dan renik. Protozoa
berasal dari kata proto yang berarti pertama, primitif dan zoon artinya hewan.Phylum
Protozoa dikalsifikasikan menjadi empat kelas, yakni[9]:
a.
Sarcodina (Rhizopoda) termasuk golongan hewan yang memiliki
alat gerak berupa kaki palsu (pseudopodia) dan tidak memiliki bentuk
tetap, contohnya yaitu Amoeba Proteus, yang hidup bebas di air
tawardengan memanfaatkan bahan organik disekitarnya. Sebagian besar amoeba yang
hidup di dalam tubuh manusia disebut entamoeba.
b. Flagellata
termasuk hewan yang memiliki flagel (cambuk) sebagai alat gerak sehingga
disebut flagellataatau mastigophora. Selain itu, flagel juga
bisa untuk memperoleh makanan, sebagian dari jenis ini dapat berfotosintesis
karena memiliki klorofil. Contohya: Euglena, volvox, noctiluca miliaris.
c. Cilliata
termasuk golongan hewan yang hidup di air tawar dan di laut. Yang memiliki dua
inti sel (nucleus) sebagian untuk perkembangbiakan dan lainnya mengatur
metabolisme dan perkembangan. Cirinya yaitu adanya tonjolan protoplasma
yang membentuk rambut-rambut getar sebagai alat gerak (silia). Memiliki
bentuk tetap karena dilapisi lapisan pelikel sebagai penguat kelenturan.
Contohnya: Didinium, Stentor,danBalantidium.
d. Sporozoa
termasuk salah satu jenis protozoa yang tumbuh melalui tahapan berupa spora
yakni sel individu yang mempunyai sel pelindung sehingga tahan terhadap
lingkungan yang merugikan dirinya. Hewan ber sel satu ini tidak memiliki alat
gerak, namun hidup sebagai parasite baik bagi manusia dan hewan. Tidak memiliki
mulut, proses makan dilalui dengan inangnya melalui seluruh permukaan tubuh.
Contohnya ialah Plasmodium yang merupakan penyebab penyakit malaria.
Contoh lainnya: Gregarina dan Coccidium.
2.
Porifera
Porifera yaitu Porifera adalah hewan multiseluler yang berada pada
tingkat paling rendah. Kata porifer berasal dari bahasa latin phorus yang
berarti lubang, dan ferre artinya membawa. Porifera berarti hewan yang memiliki
tubuh berpori. Jenis ini termasuk ke dalam kelompok ber sel banyak dengan
berpori-pori serta memiliki spikula yang beragam, tubuhnya terdiri atas dua
lapis sel (diploblastik), sel-sel tersebut tersusun menjadi jaringan yang belum
sempurna dengan mesenkim, tubuh memiliki banyak pori, saluran dan rongga tempat
air mengalir sebagian atau seluruh bagian permukaan tubuh tersusun dari sel
leher (koanosit) berflagelum, pencernaan berlangsung didalam sel
(intraseluler), yaitu dalam sel leher, belum memiliki sistem saraf, organ
tubuh, appendages, dan anggota gerak bebas, pada umumnya memiliki rangka dalam,
tersusun atas zat duri dan kristallin, serabut zat organic yang tersusun
(asimetri) tidak beraturan atau tersusun dari keduanya, perkembangbiakan secara
tak kawin dilakukan dengan reproduksi vegetatif pembentukan tunas atau
budding dan gemulae (tunas dalam),
sedangkan secara kawin dilakukan dengan sel telur dan spermatozoid (generatif),
respirasi dan ekskresi secara difusi melalui permukaan tubuh.
Sebagian besar hewan porifera hidup di laut sampai kedalaman 3,5
meter dan sebagian kecil hidup di air tawar. Bentuk porifera beraneka ragam,
adapun yang menyerupai tumbuhan. Warnanya pun memiliki varian warna seperti
abu-abu, kuning, biru violet, dan sebagainya. Tubuh porifera menempel pada batu-batuan,
karang, atau pada benda padat di dasar perairan tempat hidupnya. Bentuknya
mirip vas bunga dengan rongga di dalamnya, rongga tersebut dinamakan spongosel.
Diujung spongosel terdapat lubang terbuka tempat keluarnya air yang disebut
oskulum. Spongosel dikelilingi oleh dinding yang terdiri dari dua lapisan,
yaitu:
a. Epidermis atau
lapisan luar berupa suatu lapisan sel yang tipis dengan bentuk sel pipih.
Disini terdapat porus yang disebut ostium, porus terdapat pada sel
epidermis tertentu yang disebut porosit.
b.Koanosit merupakan lapisan dalam yang tersusun dari sel-sel leher,
setiap sel koanosit memiliki sebuah bulu cambuk yang disebut flagel.
Diantara lapisan epidermis dengan lapisan koanosit terdapat suatu
lapisan gelatinous yang disebut mesoglea yang merupakan lapisan nonseluler yang
terbagi lagi menjadi beberapa macam yakni; Arkeosit yang berfungsi dalam
pelaksanaan reproduksi sel, membentuk sel-sel tunas, sel gamet, dan pengganti
sel-sel yang rusak. Skleroblast yang berfungsi sebagai pembentuk spikula.
Amebosit yang berfungsi sebagai bagian untuk mengambil dan mengedarkan zat
makanan yang telah dicerna oleh sel koanosit.
Tubuh porifera yang lunak ditunjang oleh spikula yang tersusun atas
zat kalsium, karbonat, Kristal silikat, dan spangin. Berdasarkan jenis
kerangkanya, Phylum Porifera dibagi menjadi empat kelas, yaitu[10]:
a.
Kelas Carcarea yang memiliki kerangka berupa spikula dengan tipe
monoakson atau bercabang 3-4, koanositnya besar dan kebanyakan hewan jenis ini
hidup di laut dangkal. Contohnya: Leucosolenia, Scypha, dan Grantia.
b.
Kelas Hexactinellida yang memiliki kerangka tersusun atas zat
kersik dengan enam cabang atau kurang. Beberapa rangkanya mirip kaca sehingga
kelas ini sering disebut juga dengan Porifera Kaca atau Hyalospongiae,
memiliki bentuk tubuh silinder atau corong, tidak memiliki permukaan epitel.
Contohnya: Aspergillum, Euplectella, dan Hyalonema.
c.
Demospongiae yang memiliki kerangka tersusun atas zatspongin,
kersik atau campuran dari kedua zat tersebut. Contoh jenis ini: Suberit, Cliona,
Microciona, Spongilla, dan Spongia. Spongilla berbeda dengan jenis familia
porifera yang lain karena hanya jenis ini yang hidup di air tawar, menempel
pada batuan, tumbuhan atau benda padat yang lain, dan menghuni perairan yang
terkena sinar matahari.
d.
Sclerospongiae yang memiliki rangka tersusun dari kristal kalsium
karbonat, spikulanya tersusun dari silikat monoakson. Kelas ini merupakan
Porifera koral, contohnya Coreauiela dan Merlia.
Adapun peran Porifera bagi berlangsungnya kehidupan manusi yaitu salah
satu jenis dari kelas Demospongiae yang diolah untuk dijadikan spon sebagai
perlengkapan mandi dan pembersih kamar mandi yang telah digunakan diberbagai
Negara maju.
3.
Coelenterata
Coelenterata yaitu Asal dari kata tersebut berasal dari bahasa
Yunani, koillos yang berarti rongga/lorong, dan enteron artinya usus. Jadi,
Coelenterata dapat diartikan sebagai hewan berongga atau hewan yang memiliki
rongga usus. Kelas jenis ini adalah kelompok ber sel banyak, berbentuk simetri
radial, diploblastik dengan bentuk polip dan medusa, dan memiliki rongga
pencernaan. Adapun bentuk dari jenis kelas ini yaitu Polip yaitu menempel pada
tempat hidup dan Medusa yaitu berbentuk
ubur-ubur seperti payung yang dapat berenang bebas.
Coelenterata memiliki beberapa karakteristik seperti; bersel
banyak, radial simetris, tubuh terdiri atas dua lapisan sel yaitu epidermis dan
gastrodermis (endodermis), mulut terdapat tentakel, belum memiliki alat
pernapasan, peredaran darah dan ekskresi yang tersusun secara khusus,
bereproduksi secara generatif dan vegetatif.
Peran Coelenterata dalam kelangsungan hidup manusia biasanya di
perairan Indonesia terdapat banyak ubur-ubur, yang saat ini dimafaatkan untuk
diproduksi sebagai tepung ubur-ubur dan diekspor ke Jepang, karena di Jepang
ubur-ubur dimanfaatkan sebagai bahan kosmetik. Adapun beberapa jenis
Coelenterata yang membentuk karang atoll dan karang pantai sehingga dapat
melindungi pantai dari erosi, selain itu karang tersebut juga sebagai tempat
persembunyian dan perkembangbiakan ikan di laut. Tidak sedikit dari jenis
anemon laut yang bervarian warna dan bentuk sehingga membentuk taman laut yang
indah untuk para penyelam.
Dalam pengklasifikasian yang paling terkenal dari jenis ini adalah
Hydrozoa, Schypozoa, Anthozoa.
a.
Kelas Hydrozoa yang paling terkenal adalah Hydra yang memiliki
tubuh berukuran antara 10-30 mm, berbentuk silindris, hidup sebagai polip, dan
tidak memiliki bentuk medusa, habitatnya di kolam, sawah perairan tawar yang
kaya kana crustasea tingkat rendah dan Obelia yaitu hewan yang hifup berkoloni
di laut dangkal atau sebagai polip di batu-batu karang, polip pada obelia dapat
dibedakan menjadi Hydranth (bertugas mengambil dan mencerna makanan) dan
Gonangium (bertugas melakukan reproduksi vegetative yang menghasilkan obelia
dalam bentuk medusa)
b.
Kelas Scyphozoa berasal dari bahasa Yunani, skypho yang artinya
mangkuk atau cawan dan zoa berarti binantang. Jadi, Scyphozoa merupakan hewan
berbentuk mangkuk atau cawan. Pada jenis ini medusa berukuran cukup besar,
sedangkan bentuk polipnya berukuran kecil. Contoh: Aurellia, Aurita.
c.
Kelas Anthozoa berasal dari bahasa Yunani, anthos yang berarti
bunga dan zoon artinya binatang. Anthozoa berarti bunga karang atau bisa
disebut dengan anemon laut.
4.
Platyhelminthes
Platyhelminthes yaitu kelompok yang berbentuk simetri bilateral,
triploblastic dan memiliki pencernaan tidak sempurna, tidak memiliki rongga
tubuh, alat peredaran darah maupun respirasi belum berkembang, epidermis lunak,
alat ekskresi berupa sel-sel api,, bersifat hermafrodit yaitu pembuahan
berlangsung secara internal. Kelompok jenis ini merupakan termasuk golongan
cacing yang bentuknya paling sederhana.
Platyhelminthes meliputi tiga kelas yaitu; Turbellaria (cacing
berbulu getar), Trematoda (cacing isap), dan Cestoda (cacing pita).
5.
Nematyhelminthes
Nematyhelminthes yaitu berasal dari kata nematos artinya benang dan
helminthes sam dengan cacing biasa disebut dengan cacing gilig. Jenis ini
termasuk ke dalam kelompok simetris bilateral, triploblastic, memiliki rongga
tubuh semu dan saluran pencernaan yang sempurna, sistem saraf berupa cincin
saraf yang mengelilingi esophagus yang dihubungkan enam serabut saraf ke bagian
anterior dan posterior, cacing jantan berukuran lebih kecil dari betina dan
ujung ekor cacing jantan bengkok, tidak memiliki sistem peredaran darah tetapi
memiliki cairan tubuh. Contoh cacing yang termasuk dalam filum ini yaitu
Ascaris lumbricoides (cacing perut pada manusia), necator americanus (cacing
tambang), yuris/enterobius vermicularis (cacing kremi).
Peran Nematyhelminthes bagi kelangsungan hidup manusia cukup besar,
namun memang hewan jenis ini banyak merugikan manusia, karena parasite pada
manusia dan hewan budi daya. Keberadaan cacing tersebut yang ada di dalam tubuh
manusia akan menurunkan metabolisme tubuh sehingga produktivitas manusia itu
sendiri ikut menurun.
6.
Annelida
Annelida yaitu berasal dari kata annelus yang berarti cincin,
sehingga dapat diartikan sebagai cacing yang memiliki tubuh bersegmen-segmen
menyerupai cincin, gelang, atau ruas-ruas yang disebut somit. Jenis ini
termasuk ke dalam kelompok simetris bilateral, triploblastic, memiliki rongga
tubuh sejati dan beruas-ruas, permukaan tubuh tertutup lapisan kurtikula yang
lembap, alat pencernaan makanan berkembang sempurna, memiliki alat peredaran
tertutup, bersifat hermafrodit.
Annelida dibagi menjadi tiga kelas yakni; Oligochaeta merupakan
cacing berbulu sedikit, contohnya cacing tanah. Polychaeta merupakan cacing
berbulu banyak, contohnya cacing wawo. Hirudinea merupakan golongan lintah dan
pacet. Filum Annelida memiliki peran yang menguntungkan bagi manusia, karena
beberapa jeniscacing tanah dapa menyuburkan tanah sebab cacing tanahdapat
menguraikan zat sampai dan membantu aerasi di dalam tanah. Beerapa jenis
Polychaeta, seperti cacing wawo dan cacing palolo merupakan bahan makanan
sumber protein di daerah Maluku. Sedangkan pada golongan Hirudinea yang mampu
menghasilkan zat antipembekuan darah yang banyak digunakan sebagai pengobatan.
7.
Arthropoda
Arthropoda yaitu berasal dari bahasa Yunani, arthron yakni ruas
atau sendi, dan podos artinya kaki. Jadi, Arthropoda adalah hewan berua-ruas
atau berbuku-buku.Arthropoda merupakan filum hewan paling besar dalam jumlah
maupun daerah distribusinya. Jenis ini termasuk dalam kelompok simetris
bilateral, triploblastic, memiliki ceolum, beruas-ruas, memiliki rangka luar,
dan kaki bersendi, ototnya tersusun kompleks, alat pencernaan berkembang
sempurna, alat respirasi berupa insang, trakea, paru-paru, buku atau permukaan
tubuhnya, dan berkembang baik secara kawin berkelamin terpisah dan pembuahannya
internal.
Arthropoda diklasifikasikan menjadi empat kelas yakni:
a.
Crustacea atau golongan udang-udangan
b.
Insecta atau folongan serangga
c.
Arachnida atau golongan laba-laba
d.
Myriapoda atau golongan hewan berkaki seribu
Peran Arachnida bagi kelangsungan hidup manusia adalah salah
satunya terletak pada salah satu jenis Arachnida yang bermanfaat untuk
pengendalian populasi serangga terutama hama. Tetapi hewan ini juga banyak
merugikan manusia termasuk jenis Acarina misalnya, Caplak yang menyebabkan
gatal atau kudis pada manusia, Psoroptes equi yang menyebabkan kudis pada
ternak domba, kelinci dan kuda, serta Ododectes cynotis (tungau kudis telinga)
yang menyerang anjing dan kucing.
8.
Mollusca
Mollusca yaitu berasal dari bahasa latin, mallis yang artinya
lunak. Maka, Mollusca dapatdiartikan sebagai hewan bertubuh lunak. Jenis ini
termasuk dalam kelompok simetri bilateral, memiliki ceolum, tidak beruas-ruas,
memiliki lapisan mantel yang dapat membuat cangkang, alat ekskresinya berupa
ginjal, bersifat kosmopolit artinya ditemukan dimana-mana di darat, di laut, di
air tawar, mulai dari daerah tropis hingga kutub. Berdasarkan bentuk dan
kedudukan kaki, serta ada atau tidaknya cangkang, Mollusca diklasifikasikan menjadi
lima kelas:
a.
Bivalvia merupakan golongan kerang
b.
Gatropoda merupakan golongan siput
c.
Cephalopoda merupakan cumi-cumi
d.
Scaphopoda merupakan golongan si cangkang gading
e.
Polyplacophora merupakan golongan kiton
Peranan Mollusca dalam kelangsungan hidup manusia ada yang
merugikan da nada yang menguntungkan manusia dari beberapa jenisnya. Beberapa
jenis Mollusca yang merugikan ialah Mollusca yang menjadi inang perantara
penyakit dan jenis yang merusak budi daya, seperti siput. Adapun yang
menguntungkan manusia seperti, cumi-cumi dan kerang yang dapat dijadikan bahan
makanan, serta kerang mutiara sebagai pernghasil perhiasan.
9.
Echinodermata
Echinodermata yaitu berasal dari kata echinos artinya duri dan
derma berarti kulit. Echinodermata adalah hewan yang kulitnya banyak ditumbuhi
duri. Habitat hewan di lau, mulai dari pantai hingga laut dalam dan bergerak
lambat dengan kaki ambulakral. Jenis ini termasuk dalam kelompok yang mempunyai
duri kulit, rangka kapur, sistem ambulakral, tubuhnya pada masa larva simetris
bilateral dan pada masa perkembangan mengalami perubahan menjadi simetris
radial ketika dewasa, alat pernapasan berupa papula, insang, kaki tabung, dan
tentakel, serta berkembang baik secara kawin, bekelamin terpisah, dan
fertilisasi terjadi eksternal.
Echinodermata diklasifikasikan menjadi lima kelas yakni:
a.
Asteroidea atau golongan Bintang laut
b.
Echinoidea atau golongan bulu babi gerip dan dolar pasir
c.
Ophiuroidea atau golongan Bintang ular laut
d.
Holothuroidea atau golongan teripang
e.
Crinoidea atau golongan Antedon tenella
Peranan Echinodermata bagi kehidupan manusia memiliki nilai
ekonomis seperti dari jenis teripang. Hewan teripang dapat diolah menjadi
kerupuk, selain itu sebagian besar jenis Echinodermata ini merupakan pemakan
bangkai, sehingga hewan ini memiliki peranan dalam membantu kebersihan air laut
dan pantai. Echinodermata juga dapat merugikan karena hewan laut ini sebagai
pemakan tiram atau kerang mutiara, dan adapun dari jenis bintang laut yang
memakan binatang karang sehingga banyak yang mati.
Klasifikasi
Hewan invertebrata terbesar di dunia, diantaranya: Bintang Laut Catala (Thromidia
catala) terberat di dunia dengan berat 60 Kg, Binta ular laut Midgardia (Midgardia
Xandaros) terpanjang di dunia dengan bentangan kaki 145 cm, Cacing tanah (Megascolides
australis) sebagai caacing tanah terbesar di dunia dengan ukuran diameter 2
cm, cacing tali sepatu (Lineus longissimus) cacing terpanjang di dunia
yaitu mencapai 60 cm, Cumi-cumi raksasa (Architeuthis sp) dengan panjang
18,3 m.
D.
PERBEDAAN HEWAN INVERTEBRATA DAN VERTEBRATA
1.
Dari sistem reproduksi, invertebrata adalah jenis kelompok hewan
yang berkembang melalui aseksual sedangkan vertebrata seksual.
2.
Dalam sistem pencernaan, jenis invertebrata dengan kinerja sel
tunggal yang ada di dalam saluran, sedangkan vertebrata di dalam saluran
pencernaan.
3.
Sistem respirasi invertebrata dilakukan melalui permukaan tubuh
atau alat pernapasan, vertebrata hanya
menggunakan alat pernapasan.
4.
Sistem saraf pada invertebrata belum memiliki otak, hanya simpul
saraf difusi atau secara terbuka. Sedangkan vertebrata memiliki otak sempurna.
5.
Melakukan sirkulasi secara difusi atau terbuka pada jenis hewan
invertebrate, dan vertebrata melakukan dengan cara sirkulasi tertutup.
KESIMPULAN
Hewan vertebrata
merupakan kelompok hewan yang memiliki tulang belakang. Tulang-tulang yang
menyusun tulang belakang disebut vertebra. Hewan vertebrata dapat
digolongkan ke dalam lima jenis, yaitu Pisces (ikan), Amphibi (amfibi),
Aves (unggas atau burung), Reptilia (reptil), dan Mammalia (mamalia
atau hewan menyusui). Proses pengklasifikasian makhluk hidup yang ciri-ciri
serupa kemudian dikelompokkan ke dalam satu kelompok yakni disebut takson
(aturan). Dalam sains taksonomi merupakan pengelompokan suatu hal
berdasarkan hierarki (tingkatan) tertentu. Dimana, taksonomi yang lebih tinggi
bersifat lebih umum, dan taksonomi rendah bersifat lebih spesifik. Hewan
invertebrata adalah hewan yang tidak memiliki tulang belakang. Invertebrata berasal
dari bahasa latin yakni “in” artinya tidak dan “vertebrae”
artinya bertulang belakang. Jadi, zoologi invertebrata merupakan jenis
hewan tingkat rendah yang tidak memiliki tulang belakang, baik hewan yang ber
sel tunggal maupun yang tidak memiliki bentuk tetap, hewan tersebut dapat
dibedakan berdasarkan jumlah lapisan
lembaga dan rongga tubuh.
Kedua jenis hewan tersebut memiliki perbedaan baik dari segi
klasifikasi bentuk, dan cara bertahan hidup. Macam-macam hewan vertebrata dan
invertebrata selalu memiliki ciri dan bentuk tubuhb yang berbeda-beda serta
mengalami pertumbuhan pada lingkungan yang berbeda.
[1] Eny Hartadiyati, Maria Ulfah, Praptining Rahayu, Pembelajaran
Zoologi Invertebrata Berbasis DARTs Melalui Lesson Study, (Semarang: IKIP
PGRI Semarang, 2013), Bioma Vol. 2 No. 1, April 2013, hlm. 106
[2] Kingdom_Animalia.pdf
[3] Hand_out_zooin_1.pdf
[4] Priyo Susatyo, Sugiharto, Struktur Hewan, (Kota: Penerbit,
2012), hlm. 12
[5] Ibid
[6] Animalia.pdf
[7] Hand_out_zoon_1.pdf
[8] Kingdom_Animalia.pdf
[9]Hewan_invertebrata_dan_vertebrata_modul_4.pdf
[10] Hewan_invertebrata_dan_vertebrata_modu_4.pdf
Komentar
Posting Komentar