Perkembangan IPS di Indonesia
Perkembangan IPS di Indonesia
Artikel jurnal ini dikerjakan untuk memenuhi tugas mata kuliah IPS MI/SD 1
Oleh:
Amirothul Maulidyana (NIM. 16150258)
Eri Purniasih (NIM. 16150259)
Abstrak
Dalam era millenial yang serba canggih, segala teknologi mudah didapat dan
diakses seperti sekarang ini membuat banyak perubahan yang menuntut segala
bidang kehidupan untuk meyesuaikan visi, misi serta strategi yang compatible
agar sesuai dengan apa yang dibutuhkan masyarakat saat ini, seiring
berkembang pesatnya teknologi di zaman sekarang. Dalam sistem pendidikan di Indonesia
sendiri adanya kurikulum merupakan komponen penting yang dijadikan acuan oleh setiap satuan pendidikan, baik oleh
pengelola ataupun penyelenggara, baik guru maupun kepala sekolah. Pada tahun
1968 hingga saat ini, kurikulum di Indonesia terus mengalami perubahan
orientasi pendidikan atau pembelajaran. Pengembangan kurikulum didasarkan pada
seperangkat rasioanl teoritis dan praktis yang mendasari perumusan standar
kompetensi, kompetensi dasar (KD), dan indikator dalam kurikulum tersebut.
Begitu pula dalam pembelajaran IPS yang pasti menhalami perkembangan di setiap
perubahan kurikulum yang telah diberlakukan.
Kata Kunci : Perkembangan, IPS, di Indonesia
PENDAHULUAN
Sejak lahir manusia tidak dapat dipisahkan
dengan manusia lain. Tanpa hubungan sosial dan bantuan dari anggota keluarga
lain, anak tidak akan berdaya dan tidak mampu berkembang menjadi manusia
dewasa. Dalam pertumbuhan dan perkembangan jasmani, rohani sesuai dengan
penambahan umur serta pengalaman terhadap kehidupan masyarakat di sekitarnya
makin berkembang dan meluas. Oleh karena itu anak membutuhkan pengetahuan
tentang lingkungan sosialnya. Sebutan sebagai pengetahuan sosial atau Ilmu
Pengetahuan Sosia (IPS). Pendidikan pada dasarnya merupakan proses mewariskan
aspek-aspek kehidupan manusia kepada keturunannya, agar memiliki apa yang sudah
ia miliki. Aspek-aspek kehidupan itu dapat berupa budaya, sosial, teknologi,
kepercayaan, ilmu, cara berfikir, cara bertindak dan cara bersikap.. proses
pendidikan berbagai Negara dapat mengalami perbedaan karena memiliki sejarah
nilai sosial budaya ekonomi dan perkembangan politik teknologi yang berbeda.
Dalam pendidikan ini banyak perbedaan sistem di berbagai Negara. Perbedaan
sistem di berbagai Negara ini adalah terletak pada penekanan variable tertentu
dalam pendidikan. Dari perbedaan-perbedaan sistem pendidikan yang muncul di
beberapa Negara ini yang melatar belakangi lahirnya pendidikan.
I. Latar Belakang Perkembangan IPS di Indonesia
Perkembangan IPS dalam bidang pendidikan di
awali dengan adanya suatu proses analisis terhadap kehidupan sosial masyarakat
dan juga termasuk nilai dan norma yang berlaku di masyarakat, analisis yang
dilakukan terhadap nilai sosial masyarakat tersebut berkembang menjadi ilmu
sosial dan humaniora, kedua aspek sosial tersebut diintegrasikan oleh IPS dalam
proses penerapan dan pengembangannya, hal ini diperkuat oleh pendapat
Sumaatmadja[1] bahwa ilmu sosial dan humaniora mempunyai dua tujuan yang
berbeda, namun berkenaan dengan objek yang sama yaitu dengan kehidupan manusia
di masyarakat, dan IPS sendiri mengintegrasikan keduanya, oleh karena itu IPS
mempelajari kehidupan sosial yang kajiannya mengintegrasikan bidang ilmu-ilmu
sosial dan humoniora. IPS yang merupakan salah satu mata pelajaran yang
dikembangkan atas dasar adanya interaksi antara manusia dengan lingkungannya,
diterapkan pada konsep pembelajaraan melalui adanya penyederhanaan dari
beberapa ilmu sosial yang digunakan sebagai bahan pengembangan sebagai IPS
secara pedagosis dan psikologis, hal ini dilakukan agar terdapat suatu
kesesuaian antara karakteristik pendidikan dan juga tingkat perkembangan siswa
sekolah dasar, sehingga dapat dijadikan sebagai alasan untuk mencpai tujuan
pendidikan tersebut, hal ini sesuai pendapat Sapriya[2] bahwa IPS adalah penyederhanaan atau adaptasi dari
disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora serta kegiatan manusia yang
diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pedagogis atau psikologis untuk
tujuan pendidikan.
Mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial
merupakan mata pelajaran yang dipelajari pada tingkat sekolah dasar, konsep
dasar dari ilmu pengetahuan sosial (IPS) merupakan suatu ilmu yang dikembangkan
atas dasar adanya suatu interaksi yang dilakukan oleh manusia lingkungan alam
dan lingkungan sosialnya. Manusia merupakan salah satu makhluk sosial yang
selalu melakukan interaksi dengan manusia lain maupun dengan lingkungannya
dalam proses kehidupan, interaksi yang dilakukan oleh manusia membentuk suatu
konsep pemahaman akan adanya suatu penemuan yang dikembangkan menjadi ilmu
sosial[3].
Belajar adalah suatu proses perubahan dalam
membentuk dan mengarahkan kepribadian manusia. Perubahan tersebut di tempatkan
dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas sesorang. Belajar berhubungan
dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap situasi yang disebabkan oleh
pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah
laku itu tidak dapat di jelaskan atas dasar kecenderungan respon pembawaan
kematangan. Belajar ini terjadi apabila situasi stimulus bersama dengan isi
ingatan mempengaruhi peserta didik sedemikian rupa sehingga perbuatannya
(performance) perubahn dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu
sesudah ia mengalami situasi tadi.
Bentuk nyata yang dapat dilihat dan dirasakan
dari kegiatan belajar ini adalah hasil belajar, hasil belajar adalah perubahan
perilaku yang berupa pengetahuan atau pemahaman, keterampiln dan sikap yang
diperoleh peserta didik selama berlangsungnya proses belajar mengajar atau yang
lazim disebut dengan pembelajaran. Hasil belajar mempunyai peranan penting
dalam proses pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat
memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan peserta didik dalam upaya
mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar atau pembelajaran[4].
II. Perkembangan Kurikulum IPS tahun 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2000, 2004,
2006
IPS adalah merupakan dari Social Studies. Ilmu-ilmu
sosial yang disederhanakan untuk tujuan pendidikan, meliputi aspek-aspek ilmu
sejarah, ilmu ekonomi, ilmu politik, sosiologi antropologi, psikologi, ilmu
geografi dan filsafat yang dalam praktiknya dipilih untuk tujuan pembelajaran
disekolah dan diperguruan tinggi. Pada tahun 1940-1960 terjadinya tarik menarik
antara dua visi social studies. Di satu pihak, adanya gerakan untuk
mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu social untuk tujuan pendidikan
kewarganegaraan, yang terus bergulir sampai mencapai tahap yang lebih canggih. Sejarah
perkembangan IPS dapat dilihat dari sejarah perkembangan sosial yang berkembang
di Amerika serikat. Perkembangan pemikiran ini dapat dilihat diberbagai karya
akademis oleh National Countil for the Social Studies pada tahun 1935 hingga
sekarang. 1914-1918 PD 1 rusaknya tatanan sosial dan norma-norma di abaikan 1940-1950
perlu tidaknya menanamkan nilai dan sikap demokratis karena adanya tuntutan
untuk berpartisipasi dalam masyarakat yang demokratis.
Perkembangan era globalisasi di indonesia ini
sebuah program pendidikan disiplin ilmu dalam beberapa konteks pendidikan
nasional, indonesia dapat diharapkan akan memberikan pemikiran-pemikiran yang
mendasar berkaitan dengan perkembangan struktur, metodologi, dan pemanfaatan sebagai pendidikan disiplin ilmu yang
dibangun dan dikembangkan, sasaran pengembangan yang dilakukan oleh masyarakat.
Ilmu sosial lebih bertujuan memajukan dan mengembangkan konsep dan generalisasi
melalui penelitian ilmiah, dengan melakukan hipotesis untuk menghasilkan teori
atau teknologi baru. Di samping itu tujuan ilmu pengetahuan sosial lebih
bersifat pendidikan, bukan penemuan teori ilmu sosial. Salah satu orientasi
inti studi ini adalah di upayakan untuk keberhasilannya mendidik dan membuat
siswa mampu untuk mengoperasionalisasikan ilmu pengetahuan sosial, berupa
terciptanya tujuan instruksional[5].
III. Menganalisis Perkembangan Posisi Kurikuler Pendidikan Berdasarkan Muatan
Dan Kajian Dalam Setiap Kurikulum Tujuan IPS
Sedangkan untuk tujuan pembelaran IPS pada
tingkat sekolah dasar dilakukan untuk memberikan bekal awal kepada siswa dalam
memahami konsep kehidupan sosial di masyarakat, menanamkan nilai-nilai sosial
dan juga menigkatkan kemampuan untuk melakukan komunikasi dalam masyarakat
sebagai bentuk interaksi sosial dengan menerapkan nilai-nilai ilmu sosial, hal
ini sesuai dengan kajian Depdiknas[6] bahwa ilmu pengetahuan sosial pada tingkat
sekolah dasar (SD) mempunyai tujuan sebagai berikut:
Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan
kehidupan masyarakat dan lingkungan
Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis
dan kritis, rasa ingin tahu, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam
kehidupan sosial.
Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap
nilai-nilai sosial dan kemanusiaan
Memilki kemampuan dan kesadaran terhadap
nilai-nilai sosial dan kemanusiaan
Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama
dan berkompetesi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional dan
global.
Berdasarkan kajian tersebut maka dalam hal ini
tujuan dari IPS adalah menanamkan adanya konsep yang berkaitan dengan
masyarakat dan lingkungan siswa, mengembangkan kemampuan siswa untuk
memahami nilai-nilai sosial yang
terdapat dalam masyarakat.[7]
Tujuan pendidikan IPS dikembangkan atas dasar
pemikiran bahwa pendidikan IPS merupakan suatu disiplin ilmu. Oleh karena itu,
pendidikan IPS harus mengacu pada tujuan pendidikan nasional. Tujuan utama
pendidikan IPS adalah untuk membentuk dan mengembangkan pribadi warga negara
yang baik. Dengan demikian, tujuan pendidikan IPS adalah mengembangkan
kemampuan peserta didik dalam menguasai disiplin ilmu-ilmu sosial untuk mencapai
tujuan pendidikan yang lebih tinggi[8].
Berkaitan dengan fungsi mata pelajaran IPS,
Jarolimek[9] berpendapat bahwa: The major
mission of social studies education is to help children learn about the social
world in which they live and how it got that way; to learn to cope with social
realities; and to develop the knowledge, attitudes, and skills, needed to help
shape an enlightened humanity.
Artinya, bahwa misi utama pendidikan IPS
adalah untuk membantu siswa belajar tentang masyarakat dunia di mana mereka
hidup dan memperoleh jalan, untuk belajar menerima realitas sosial, dan untuk
mengembangkan pengetahuan, sikap dan ketrampilan untuk membantu mengasah
pencerahan manusia.
Kurikulum yang pernah diberlakukan secara
nasional di Indonesia dapat dijelaskan dalam tabel sebagai berikut[10]:
Tabel 1
Kronologis perkembangan kurikulum di Indonesia
Tahun
|
Kurikulum
|
Keterangan
|
1947
|
Rencana Pelajaran 1947
|
Kurikulum ini merupakan kurikulum pertama di Indonesia
setelah kemerdekaan. Istilah kurikulum masih belum digunakan. Sementara
istilah yang digunakan adalah Rencana Pelajaran
|
1954
|
Rencana Pelajaran 1954
|
Kurikulum ini masih sama dengan kurikulum sebelumnya,
yaitu Rencana Pelajaran 1947
|
1968
|
Kurikulum 1968
|
Kurikulum ini merupakan kurikulum terintegrasi pertama
di Indonesia. Beberapa masa pelajaran, seperti Sejarah, Ilmu Bumi, dan
beberapa cabang ilmu sosial mengalami fusi menjadi Ilmu Pengetahuan Sosial
(Social Studies). Beberapa mata pelajaran, seperti Ilmu Hayat, Ilmu Alam, dan
sebagainya mengalami fusi menjadi Ilmu Pengetahun Alam (IPS) atau yang
sekarang sering disebut Sains
|
1975
|
Kurikulum 1975
|
Kurikulum ini disusun dengan kolom-kolom yang sangat
rinci
|
1984
|
Kurikulum 1984
|
Kurikulum ini merupakan penyempurnaan dari kurikulum
1975
|
1994
|
Kurikulum 1994
|
Kurikulum ini merupakan penyempurnaan dari kurikulum
1975
|
2004
|
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
|
Kurikulum ini belum diterapkan di seluruh sekolah di
Indonesia. Beberapa sekolah telah dijadikan uji coba dalam rangka proses
pengembangan kurikulum ini
|
2006
|
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
|
KBK sering disebut sebagai jiwa KTSP, karena KTSP
sesungguhnya telah mengadopsi KBK. Kurikukulum ini dikembangkan oleh BSNP
(Badan Standar Nasional Pendidikan
|
Dalam Kurikulum 2013, mata pelajaran IPS dan
IPA di kelas rendah diintegrasikan kontennya dengan mata pelajaran lain.
Pengintegrasiannya dilakukan ke dalam mata pelajaran PPKn, Bahasa Indonesia,
dan Matematika. Integrasi tersebut didasarkan pada keterdekatan makna dari
konten Kompetensi Dasar IPS dan IPA dengan konten Pendidikan Agama dan Budi
Pekerti, PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika, serta Pendidikan Jasmani, Olahraga
dan Kesehatan yang berlaku untuk kelas I, II, dan III. Sementara itu, untuk
kelas IV, V dan VI, Kompetensi Dasar IPS dan IPA berdiri sendiri dan kemudian
diintegrasikan ke dalam tema-tema yang ada untuk kelas IV, V dan VI.
Tabel di bawah ini menunjukkan posisi IPS dalam kurikulum
2013.
MATA PELAJARAN
|
ALOKASI WAKTU BELAJAR PER MINGGU
|
||||||
I
|
II
|
III
|
IV
|
V
|
VI
|
||
KELOMPOK A
|
|
||||||
1
|
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
|
4
|
4
|
4
|
4
|
4
|
4
|
2
|
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
|
5
|
6
|
6
|
4
|
4
|
4
|
3
|
Bahasa Indonesia
|
8
|
8
|
10
|
7
|
7
|
7
|
4
|
Matematika
|
5
|
6
|
6
|
6
|
6
|
6
|
5
|
Ilmu Pengetahuan Alam
|
|
-
|
-
|
3
|
3
|
3
|
6
|
Ilmu Pengetahuan Sosial
|
|
-
|
-
|
3
|
3
|
3
|
KELOMPOK B
|
|
||||||
1
|
Seni Budaya dan Prakarya (termasuk muatan lokal)*
|
4
|
4
|
4
|
6
|
6
|
6
|
2
|
Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan Kesehatan (termasuk muatan lokal)
|
4
|
4
|
4
|
3
|
3
|
3
|
JUMLAH ALOKASI WAKTU PER MINGGU
|
30
|
32
|
34
|
36
|
36
|
36
|
Kelompok A adalah mata pelajaran yang memberikan orientasi kompetensi lebih
kepada aspek kognitif dan afektif sedangkan kelompok B adalah mata pelajaran
yang lebih menekankan pada aspek afektif dan psikomotor. Integrasi Kompetensi Dasar IPA dan IPS di kelas
rendah didasarkan pada keterdekatan makna dari konten Kompetensi Dasar IPA dan
IPS dengan konten Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, PPKn, Bahasa Indonesia,
Matematika, serta Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan yang berlaku untuk
kelas I, II, dan III. Sedangkan untuk kelas IV, V dan VI, Kompetensi Dasar IPA
dan IPS berdiri sendiri dan kemudian diintegrasikan ke dalam tema-tema yang ada
untuk kelas IV, V dan VI.
KESIMPULAN
Perkembangan IPS dalam bidang pendidikan di awali dengan adanya suatu proses
analisis terhadap kehidupan sosial masyarakat dan juga termasuk nilai dan norma
yang berlaku di masyarakat, analisis yang dilakukan terhadap nilai sosial
masyarakat tersebut berkembang menjadi ilmu sosial dan humaniora, kedua aspek
sosial tersebut diintegrasikan oleh IPS dalam proses penerapan dan
pengembangannya, hal ini diperkuat oleh pendapat Sumaatmadja (2006:1.9) bahwa
ilmu sosial dan humaniora mempunyai dua tujuan yang berbeda , namun berkenaan
dengan objek yang sama yaitu dengan kehidupan manusia di masyarakat, dan IPS
sendiri mengintegrasikan keduanya, oleh karena itu IPS mempelajari kehidupan
sosial yang kajiannya mengintegrasikan bidang ilmu-ilmu sosial dan humoniora.
IPS adalah merupakan dari Social Studies.
Ilmu-ilmu sosial yang disederhanakan untuk tujuan pendidikan, meliputi
aspek-aspek ilmu sejarah, ilmu ekonomi, ilmu politik, sosiologi antropologi,
psikologi, ilmu geografi dan filsafat yang dalam praktiknya dipilih untuk
tujuan pembelajaran disekolah dan diperguruan tinggi. Pada tahun 1940-1960
terjadinya tarik menarik antara dua visi social studies. Di satu pihak, adanya
gerakan untuk mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu social untuk tujuan
pendidikan kewarganegaraan, yang terus bergulir sampai mencapai tahap yang
lebih canggih. Sejarah perkembangan IPS dapat dilihat dari sejarah perkembangan
sosial yang berkembang di Amerika serikat. Perkembangan pemikiran ini dapat
dilihat diberbagai karya akademis oleh National Countil for the Social Studies
pada tahun 1935 hingga sekarang. 1914-1918 Perang Dunia I rusaknya tatanan
sosial dan norma-norma di abaikan 1940-1950 perlu tidaknya menanamkan nilai dan
sikap demokratis karena adanya tuntutan untuk berpartisipasi dalam masyarakat
yang demokratis.
Tujuan pendidikan IPS dikembangkan atas dasar
pemikiran bahwa pendidikan IPS merupakan suatu disiplin ilmu. Oleh karena itu,
pendidikan IPS harus mengacu pada tujuan pendidikan nasional. Tujuan utama
pendidikan IPS adalah untuk membentuk dan mengembangkan pribadi warga negara
yang baik. Dengan demikian, tujuan pendidikan IPS adalah mengembangkan
kemampuan peserta didik dalam menguasai disiplin ilmu-ilmu sosial untuk
mencapai tujuan pendidikan yang lebih tinggi.
[1] Ahmad Susanto,
Pengembangan Pembelajaran IPS, (Jakarta: PRENADAMEDIA GROUP, 2014)
[2] Ahmad Susanto,
Pengembangan Pembelajaran IPS,...... hlm.
[3] repository.upi.edu/6669/3/s_pgsd_kelas_1010437_chapter1.pdf,
Diakses pada tanggal 10 Oktober 2018.
[4] Ahmad Susanto,
Pengembangan Pembelajaran IPS, (Jakarta: PRENADAMEDIA GROUP, 2014), hlm. 1
[5] Ahmad Susanto,
Pengembangan Pembelajaran IPS,,,.....hlm. 2
[6] Ahmad Susanto,
Pengembangan Pembelajaran IPS,,...... hlm.
[7] Https://repository.upi.edu/6669/3/s_pgsd_kelas_1010437_chapter1.pdf,
Diakses pada tanggal 10 Oktober 2018.
[8] Ahmad Susanto,
Pengembangan Pembelajaran IPS, (Jakarta: PRENADAMEDIA GROUP, 2014), hlm. 10
Komentar
Posting Komentar