Pemetaan KD ke Indikator dalam Pembelajaran Tematik


KONSEP DAN PEMETAAN TEMA DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah: Pembelajaran Tematik
Dosen Pembimbing:
Ayok Ariyanto, M. Pd. I

LAMBANG-UNMUH-PONOROGO-300x296.png

Disusun oleh:
1.      Amirothul Maulidyana            NIM. 16150258
2.      Rusmini                                   NIM. 16150267


JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
TAHUN 2018




BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembelajaran tematik dimaknai sebagai pembelajaran yang dirancang berdasarkan tema-tema tertentu. Dalam pembahasan pembelajaran tematik, setiap tema dapat ditinjau dari berbagai mata pelajaran. Menurut, Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) dapat dikatakan bahwa pembelajaran tematik ini adalah model pembelajaran terpadu, karena didalamnya menggunakan tema yang mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa . Konsep model pembelajaran terpadu sering disamakan dengan integrated teaching and learning, integrated curriculum approach, a coherent curriculum approach, sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran terpadu pada hakikatnya terlahir dari pola pendekatan kurikulum yang terpadu (integrated curriculum approach). Pelaksanaan pembelajaran tematik untuk anak usia kelas awal pada SD/MI pada dasarnya sama halnya seperti pelaksanaan pembelajaran pada umumnya. Dalam pembelajaran tematik SD/MI ini perlu adanya beberapa hal yang harus dilakukan oleh guru yakni meliputi tahap perencanaan yang mencakup kegiatan pemetaan kompetensi dasar, pengembangan jaringan tema, pengembangan silabus, dan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran. Sebelum membahas lebih jauh tentang penjabaran dan pemetaan Standar kompetensi, Kompetensi dasar dan indikator ada baiknya kita harus mengetahui terlebih dahulu terkait pengorganisasian kurikulum di tingkat SD/MI.Maka dari itu, di dalam makalah ini akan kami jabarkan terkait pengorganisasian kurikulum pada tingkat SD/MI, konsep dan pemetaan tema dalam pembelajaran tematik secara komprehensif.
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan mengenai pengorganisasian kurikulum pada anak usia kelas awal SD/MI?
2. Bagaimana konsep penjabaran KD ke indikator dalam pembelajaran tematik?
3. Jelaskan cara pemetaan keterhubungan KD ke indikator dalam pembelajaran tematik?




C. Tujuan
1. Untuk menegtahui dan memahami struktur kurikulum anak usia awal SD/MI
2. Untuk mengetahui dan memahami tentang konsep penjabaran KD ke indikator dalam pembelajaran tematik
3. Untuk mengethaui dan memahami pemetaan Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), dan Indikator




























BAB II
PEMBAHASAN

A. Struktur Kurikulum Anak Usia Kelas Awal SD/MI
Kurikulum sekolah dasar (SD/MI) pada umumnya meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh peserta didik mulai dari kelas I hingga kelas VI. Di Indonesia sendiri, kurikulum telah mengalami beberapa kali perubahan hingga saat ini mulai diterapkan kurikulum baru yakni Kurikulum 2013. Pada umumnya, sebelum Kurikulum 2013 (K13) ini memakai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dalam kurikulum sekolah kita, produk yang diberlakukan sebelumnya masih mengandung banyak kerancuan, baik di berbagai jenjang sekolah SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK memiliki kurikulum yang sarat akan mata pelajaran. Seperti halnya yang dikemukakan oleh Subandijah , dampak nyata yang terjadi adalah daya serap peserta didik tidak optimal dan mereka cenderung belajar tentang banyak hal, tetapi dangkal. Berikut ini akan kami sajikan dua kurikulum sekolah dasar/madrasah ibtida’iyah yaitu kurikulum berbasis kompetensi (KBK) dan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).
1. Kurikulum 2004, Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
Kurikulum 2004 atau biasa yang kita kenal dengan istilah KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi). Kompetensi merupakan perpaduan dari pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Kompetensi memiliki bebrapa aspek, yaitu knowledge, understanding, skill, value, atitude, dan interest. Menurut E. Mulyasa  mengatakan bahwa, kompetensi dalam hal ini dapat diartikan sebagai suatu kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya, sehingga ia dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif, dan psikomotorik dengan sebaik-baiknya. Kurikulum 2004 ini lebih menekankan kepada pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan standar performansi tertentu sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik, berupa penguasaan terhadap kompetensi tertentu. Kurikulum 2004 lahir sebagai jawaban terhadap berbagai kritikan masyarakat terhadap kurikulum 1994, serta sesuai dengan perkembangan kebutuhan dan dunia kerja. KBK merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mencapai keunggulan masyarakat dalam penguasaan ilmu dan teknologi. Di era globalisasi yang penuh dengan berbagai macam tantangan, maka diharapkan KBK ini dapat menyelesaikan berbagai permasalahan yang sedang dihadapi oleh dunia pendidikan dewasa ini. Selain itu, secara yuridis KBK lahir sebagai respons dari tuntutan reformasi, diantaranya UU Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, yang telah diubah dengan UU Nomor 32 tahun 2004 dan UU Nomor 25 tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom yang telah diubah dengan UU Nomor 33 tahun 2004, dan Tap MPR No. IV/MPR/1999 tentang Arah kebijakan Pendidikan Nasional. Jadi, di dalam KBK tidak lagi mempersoalkan proses belajar, proses pembelajaran dipandang merupakan wilayah otoritas guru, yang terpenting pada tingkatan tertentu peserta didik mencapai kompetensi yang diharapkan dan tercermin dalam pola perilaku kehidupan sehari-hari. 
Berikut keunggulan KBK, lihat Tabel 2.1beberapa keunggulan KBK
Subjek KBK
Yang dikedepankan Hasil dan kompetensi
Paradigma pembelajaran Versi UNESCO: learning to know, learning to do, learning to live together, dan learning to be.
Silabus Peran serta guru dan siswa dalam proses pembelajaran, silabus menjadi kewenangan guru
Jumlah jam pelajaran 32 jam per minggu, tetapi jumlah mata pelajaran belum bisa dikurangi
Metode pembelajaran Lahir metode pembelajaran PAKEM dan CTL
Sistem penilaian Penilaian memadukan keseimbangan kognitif, psikomotorik, dan afektif, dengan penekanan penilaian berbasis kelas
Berikut struktur kurikulum KBK, lihat Tabel 2.2
No. Mata Pelajaran Kelas
1 2 3 4 5 6
Mata Pelajaran 1. Pendidikan Agama Tematik 3
2. Pendidikan Kewarganegaraan dan Pengetahuan Sosial 5
3. Bahasa Indonesia 5
4. Matematika 5
5. IPA 4
6. Kerajinan tangan dan Kesenian 4
7. Pendidikan Jasmani 4
Pembiasaan 8. Kegiatan yang mendorong/mendukung pembiasaan 2
Mulok 9. Mata pelajaran/kegiatan
Jumlah 27
32

2. Kurikulum 2006, Kurikulum Tingkat Satua Pendidikan (KTSP)
Kurikulum 2006 atau Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), menurut Fasli Jalal  mengatakan bahwa, KTSP ini tidak mengubah KBK, bahkan sebagai penegas KBK. Dibandingkan kurikulum 1994, kurikulum KTSP lebih sederhana karena ada pengurangan beban belajar sebanyak 20%, jam pelajaran yang dikurangi antara 100-200 jam per trahun, bahan ajar yang dianggap memberatkan siswa pun akna dikurangi. Dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP Pasal 1 ayat 15) dikemukakan, bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah operasional yang disusun dan dilandaskan oleh masing-masing satuan pendidikan. KTSP lahir sebagi respons dari UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, terutama pasal 36 ayat1 dan 2, yang menetapkan :
KTSP disusun dan dikembangkan berdasarkan Undang-Undang Nomor 36 Ayat 1 dan 2 sebagai berikut:
1. Pengembangan kurikulum mengacu pada standar nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional,
2. Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik.
Struktur KTSP disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Kurikulum sekolah dasar memuat 8 mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan diri seperti pada Tabel 2.3




No. Mata Pelajaran Kelas
1 2 3 4 5 6
Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama Tematik








3
2. Pendidikan Kewarganegaraan dan Pengetahuan Sosial 2
3. Bahasa Indonesia 5
4. Matematika 5
5. IPA 4
6. IPS 3
7. Kerajinan tangan dan Kesenian 4
8. Pendidikan Jasmani 4
9. Seni Budaya dan keterampilan 4
Mulok 2
Pengembangan diri 2
Jumlah 26 27 28 32

b. Substansi mata peljaran IPA dan IPS pada SD/MI menjadi “IPA Terpadu” dan “IPS Terpadu”.
c. Pembelajaran pada kelas I, II, dan III dilaksanakan melalui pendekatan tematik, sedangkan kelas IV, V dan VI dilakukan melaluipendekatan mata pelajaran.
d. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum. Satuan pendidikan dimungknkan maksimum 4 jam pembelajaran per minggu secara keseluruhan.
e. Alokasi waktu 1 jam pembelajaran adalah 35 menit.
f. Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (2 semester) adalah 34-38 minggu.
Di dalam kurikulum KTSP kurikulum terbagi menjadi dua bagian, yakni:
1. Kurikulum Silabus
Silabus adalah rencana pembelajaran pada satu dan atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar.
2. Kurikulum RPP
RPP adalah rencana pengajaran pendidikan yang lebih mengarah kepada guru. Guru mengajarkan sesuai dengan RPP yang telah dibuat.

B. Pemetaan Kompetensi Dasar
Kegiatan pemetaan ini dilakukan untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh dan utuh semua standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator dari berbagai mata pelajaran yang dipadukan dalam tema yang dipilih.
Dalam melakukan pemetaan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu sebagai berikut :
1. Mempelajari kompetensi inti dan kompetensi dasar yang terdapat dalam masing-masing mata pelajaran, dilanjutkan dengan mengidentifikasi kompetensi dasar dari beberapa mata pelajaran yang dapat dipadukan. Setelah itu melakukan penetapan tema pemersatu.
Contoh format pemetaan cara pertama adalah menjabarkan kompetensi inti dan kompetensi dasar ke dalam indicator, melakukan kegiatan penjabaran kompetensi inti dan kompetensi dasar dari setiap mata pelajaran ke dalam indicator. Dalam mengembangkan indicator perlu  memperhatikan hal-hal sebagai berikut;
a. Indicator dikembangkan sesuia dengan karakteristik peserta didik.
b. Indicator dikembangkan sesuia dengan karakteristik mata pelajaran.
c. Dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan dapat diamati.
Contoh format pemetaan halaman 98
Pelajaran Kompetensi Dasar Indikator Tema
Bahasa Indonesia
IPA
IPS
Pendidikan Kewarganegaraan
Snibudaya dan Keterampilan
Pendidikan jasmani, Olahraga,, dan Kesehatan Orkes
2. Menetepkan terlebih dahulu tema-tema pengikat keterpaduan, dilanjutkan dengan mengidentifikasi kompetensi dasar dari beberapa mata pelajaran yang cocok dengan tema yang ada.
Dari kedua cara pemetaan yang dilakukan, terdapat kegiatan yang harus dilakukan, yaitu menentukan tema sebagai alat atau wahana pemersatu dari kompetensi dasar dari setiap mata pelajaran yang dipadukan.
Dalam menentukan tema, dapat ditentukan sendiri oleh guru dan/atau bersama siswa. Dengan demikian, untuk menetapkan tema perlu memperhatikan beberapa prinsip yaitu:
a. Memperhatikan lingkungan yang terdekat dengan sisswa.
b. Memulai dari yang termudah menuju yang sulit.
c. Dari yang sederhana menuju ke yang kompleks.
d. Dari yang konkret menuju ke yang abstrak.
e. Tema yang dipilih harus memungkinkan terjadinya proses berpikir pada siswa.
f. Ruang lingkup tema disesuaikan dengan usia dan perkembangan siswa, termasuk minat, kebutuhan, dan kemampuannya.
Ruang lingkup tema yang ditetapkan sebaiknya tidak terlalu luas dan terlau sempit. Tema yang terlau luas bisa dijabarkan lagi menjadi anak tema atau subtema ynagn sifatnya lebih spesifik dan lebih konkret. Anak tema atau subtema tersebut selanjutnya dapat dikembangkan lagi menjadi suatu materi/isi pelajaran. Jika digambarkan akan tampak seperti berikut halam 99





Sebagai contoh adalah:
a. Tema “PENGALAMAN” dapat dikembangkan menjadi anak tema:
Pengalaman menyenangkan, pengalaman menyedihkan, pengalamn lucu.
b. Tema “ALAT TRANSPORTASI” dapat dikembangkan menjadi anak tema: alat transportasi darat, alat trasportasi laut, alat transportasi udara.
c. Tema “PERISTIWA ALAM” dapat dikembangkan menjadi anak tema: banjir, gempa bumi, gunung meletus, tanah longsor, terjadinya tsunami, dan sebagainya.

C. Pemetaan Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), dan Indikator
1. Prosedur Pemetaan Tema
Kegiatan pemetaan tema ini menurut, Tim Puskur Departemen Pendidikan Nasional, dapat dilakukan dengan:
a. Penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam indikator
Melakukan kegiatan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar dari setiap mata pelajaran ke dalam indikator. dalam mengembangkan indikator, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
1) Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik
2) Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik  mata pelajaran
3) Dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diamati
b. Menentukan tema, dalam menentukan tema dapat dilakukan dengan dua cara, yakni:
1) Mempelajari standar kompetensi dan komeptensi dasar yang terdapat dalam masing-masing mata pelajaran, dilanjutkan dengan menentukan tema yang sesuai
2) Menetapkan terlebih dahulu tema-tema pengikat keterpaduan, untuk  menentukan tema tersebut, guru dapat bekerja sama dengan peserta didik sehingga sesuai minat dan kebutuhan anak
c. Identifikasi dan analisis standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator, dimana identifikasi dan analisis untuk setiap standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator disesuaikan dengan setiap tema sehingga semua standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator terbagi habis.
2. Kegiatan Pemetaan Keterhubungan KD dan Indikator ke Dalam Tema
Pemetaan KD dan indikator ke dalam tema dimulai dengan kegiatan sebagai berikut:
a. Memetakan semua mata pelajaran yang diajarkan di kelas I-III karena pembelajaran tematik adalah keterpaduan berbagai mata pelajaran yang diikat dengan tema, dalam pemetaan tema harus dimulai dengan pemetaan mata pelajaran yang diajarkan di kelas I-III
b. Mengidentifikasi standar kompetensi dalam setiap mata pelajaran yang diajarkan di kelas I-III
c. Mengidentifikasi kompetensi dasar setiap mata pelajaran yang diajarkan di kelas I-III
d. Menjabarkan kompetensi dasar ke dalam indikator, sebagaimana dapat menggunakan format seperti Tabel dibawah ini
Mata Pelajaran Satandar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator



e. Apabila ada kompetensi yang tidak tercakup pada tema tertentu tetap diajarkan melalui tema lain atau pun disajikan secara tersendiri.

3. Kegiatan Pemetaan Keterhubungan Tema ke Dalam Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Indikator
Pemetaan keterhubungan tema dengan standar kompetensi, KD dan indikator dilakukan dengan kegiatan s ebagai berikut:
1. Mengidentifikasi tema-tema yang digunakan sebagai perangkat keterpaduan berbagai mata pelajaran
2. Memetakan semua mata pelajaran yang diajarkan di kelas I-III
3. Mengidentifikasi standar kompetensi dalam setiap mata pelajaran yang diajarkan di kelas I-III
4. Mengidentifikasi kompetensi dasar dalam setiap mata pelajaran yang diajarkan di kelas I-III
5. Menjabarkan kompetensi dasar ke dalam indikator
6. Analisis keterhubungan tema-tema dengan SK, KD, dan Indikator dapat menggunakan bantuan format seperti berikut:
Mata Pelajaran Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Tema
Diri Sendiri Hari Libur Maulid Nabi Transportasi Dst.




D. Menetapkan Jaringan Tema KD/ Indikator
Setelah melakukan pemetaan, dapat dibuat jaringan tema, yaitu menghubungkan kompetensi dasar dengan tema pemersatu , dan mengembangkan indikator pencapaiannya untuk setiap kompetensi dasar yang dipilih. Dengan jaringan tema tersebut, akan terlihat kaitan antara tema, kompetensi dasar, dan indikator dari setiap mata pelajaran.
Buatlah jaringan tema yaitu menghubungkan kompetensidasar dan indikator dengan tema pemersatu. Denagn jaringan tema tersebut akan terlihat kaitan antara tema, kompetensi dasar dan indicator dari setuap mata pelajaran. Jraingan tema ini dapat dikembangkan sesuai dengan alokasi waktu setiap tema.
Secara umum dalam merencanakan pembelajaran  terpadu ada bebrapa hal yang perlu diperhatikan, di antaranya profil siswa yang diharapkan, kebijakan-kebijakan kurikulum, kerangka kerja dan silabus. Lonning megungkapkan bahwauntuk merancang pembelajaran terpadu model webbed hendaknya memperhatikan langkah-langkah berikut :
a. Menentukan atau memilih tema sentral.
b. Mengidentifikasi konsep-konsep yang akan dibahas.
c. Memilih kegiatan pembelajran yang sesuai.
d. Menyusun jadwal kegiatan secar sistematis.
Menetapkan tema sentral jhendaknya berorientasi pada kondisi fisik lingkungan siswa dan masalah yang dihadapi oleh masyarakat. Diharapkan siswa mengenal dan mencintai masyarakatnya sehingga dia tidak terisolasi dari kehidupan aslinya.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

RPP Bahasa Indonesia MI/SD

MAKALAH PENGEMBANGAN PKn MI/SD