Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2018

ULUMUL HADITS

 BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Perkembangan cepat yang di alami oleh banyak ilmu serta pengaruhnya yang semakin besar terhadap kehidupan masyarakat, sehingga memaksa kita untuk memperhatikan perkembangan studi islam khususnya studi hadits. Dengan mengetahui tentang studi hadits, maka kita akan lebih memahami dan mempunyai wawasan yang luas tentang seluk-beluk yang berkaitan dengan studi haditsyang berlandaskan hadits Nabi. Pada pembahasan ini, kelompok kami berkesempatan untuk memaparkan tentang klasifikasi hadits ditinjau dari segi kwantitas dan kualitas sanad. Dengan adanya pengkajian ini diharapkan akan memunculkan berbagai pemikiran baru yang bermanfaat bagi eksistensi pendidikan dalam bidang agama, khususnya pada studi hadits. Maka, dengan begitu akan memperkaya pengetahuan kita akan segala hal yang menyangkut studi hadist baik dimasa lampau atau dimasa yang akan datang. Dalam upaya untuk mengklasifikasikan haditsdari segi kwantitas, pembagian haditsbertujuan

Pendekatan Dalam Studi Islam

PEMBAHASAN A.     Bentuk-bentuk Pendekatan Dalam Studi Islam Dalam mempelajari agama diperlukan berbagai macam pendekatan agar substansi dari agama itu mudah dipahami. Adapun yang dimaksud dengan pendekatan disini adalah cara pandang atau paradigma yang terdapat dalam suatu bidang ilmu yang selanjutnya digunakan dalam memahami agama. Dalam hubungan ini Jamaluddin Rakhmat mengatakan bahwa agama dapat di teliti dengan menggunakan berbagai paradigma realitas agama yang di ungkapkan mempunyai nilai kebenaran sesuai dengan kerangka paradigmanya. Berbagai pendekatan manusia dalam memahami agama dapat melalui pendekatan paradigma ini. Disini dapat dilihat bahwa agama bukan hanya monopoli kalangan teolog dan normalis, melainkan agama dapat dipahami semua orang sesuai dengan pendekatan dan kesanggupannya. Secara umum ada dua pendekatan yang dapat dilakukan dalam melakukan studi Islam yaitu pendekatan doktriner(konvensional) dan ilmiah(scientific). Pada umumnya, umat Islam lebih cend

Pancasila

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, Pancasila sebagai sebuah ideologi dan dasar filsafat negara Pancasila layak untuk dikaji kembali relevansinya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kesepakatan bangsa telah menetapkan bahwa Pancasila yang terdiri atas lima sila itu merupakan dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia yang diproklamasikan tanggal 17 Agustus 1945. Kesepakatan itu dinyatakan pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh PPKI sebagai lembaga pembentuk negara saat itu. Sebagai bangsa yang sedang membangun, setelah mencapai kemerdekaan Nasionalnya, bangsa Indonesia telah bertekat melaksanankan pembangunan disegala lapangan, lewat pola-pola rencana pembangunan lima tahunannya. Nation and character building yang dipolakan ke dalam manusia Panca Silais, adalah sangat ideal . Tetapi sebagai tujuan hidup dan kehidupan bangsa memanglah harus demikian, agar tujuan itu tetap menjadi pelita perjuangan hidup sepanjang hayatnya. Bagi masyarakat Indonesia, Pancasila bukanlah s

FALSAFAH PANCASILA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pancasila sebagai dasar filsafat ideologi bangsa dan negara Indonesia, bukan terbentuk secara mendadak serta bukan hanya diciptakan oleh seseorang sebagaimana yang terjadi pada ideologi-ideologilain di dunia, namun terbentuknya Pancasila melalui proses yang cukup panjang dalam sejarah bangsa Indonesia. Ideologi Pancasila yang diterapkan di Indonesia bila dibandingkan dengan indeologi dasar lain di dunia mempenyai suatu perbedaan. Di satu sisi terkadang pebedaan tersebut terasa dekat dan tipis, tetapi di sisi lainnya perbedaan tersebut sangat jauh dan sangat berbeda. Permasalahan tentang ideologi Pancasila bukan hanya sebuah permasalah yang berkadar kefilsafatan karena bersifat cita-cita dan normatif namun juga bersifat praksis karen menyangkut operasionalisasi dan strategi. Hal ini karena ideologi Pancasila juga menyangkut hal-hal yang mendasarkan suatu ajaran yang menyeluruh tentang makna dan nilai-nilai hidup, ditentukan secara konkrit bagaima