BELAJAR MENULIS
Alhamdulillah, Manusia
sebagai insan yang beradab dan berbudi, dan darinya bisa bermartabat yang
tinggi dan berwibawa. Sehingga menjadi makhluk Alloh yang paling sempurna. Inilah
yang harus tetap dipertahankan. Sebab, sekali jatuh akan hilang dan lenyaplah
seluruh martabat dan kewibawaan itu, dan akan lebih sulit lagi untuk
mengembalikannya kepada posisi awal. Untuk itu, Islam dilahirkan dalam rangka
mempertahankan kemartabatannya ummat manusia supaya jangan sampai jatuh. Namun
semua akan kembali pada manusia itu sendiri, akan bertahankah atau menjatuhkan
diri, ataupun terjatuh.
Nah, kita akan membahas mengenai“Islamic
Education?” atau yang lebih kita sering dengar dengan nama “Pendidikan
Islami”. Bagaimana sih pendapat kalian saat pertama kali mendengar tentang “Islamic
Education”. Wah, pasti pertama kali yang kalian fikirkan adalah Pendidikan
Islami ini berada pada tempat-tempat belajar yang islami seperti pada umumnya
di Madrasah, di Pondok pesantren, di Ma’had al-Islamiyah atau pada
instansi-instansi pembelajaran yang Islami lainnya. Apalagi, pada era
globalisasi ini atau bisa disebut juga era teknologi yang semakin canggih ini
pembelajaran mengenai Islam bisa didapatkan dengan sangat mudah sekali,
misalnya dari membaca di internet, mengikuti grup kajian tentang Islam melalui
Whats app, Line, Telegram dan media sosial lainnya atau bahkan setiap hari
streaming kajian Islami di youtube. Dari sini, perlu kita ketahui bahwasanya Islamic
Education bisa saja kita dapatkan dimana pun tempatnya. Jadi, tidak hanya
pada instansi-instansi pendidikan yang berlabel islami saja. Ada 3 kiat jituyang harus kamu ketahui didalam mempelajari agama, berikut poin penting
yang akan menambah semangat dalam mendalami agama.
Poin
pertama adalah NIAT. Maksudnya adalah kalian jangan sampai salah dalam
menempatkan niat untuk mempelajari agama. Berikut ini syarah
(penjelasan) hadits tentang niat. Semoga Allah menjadikan penulisan risalah ini
ikhlas karena-Nya dan bermanfaat, Allahumma amin.
ٍعَنْ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
قَالَ إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ وَلِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى فَمَنْ
كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ
وَرَسُولِهِ وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لدُنْيَا يُصِيبُهَا أَوِ امْرَأَةٍ
يَتَزَوَّجُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ
Dari Umar radhiyallahu
‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Amal
itu tergantung niatnya, dan seseorang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Barang
siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah
dan Rasul-Nya, dan barang siapa yang hijrahnya karena dunia atau karena wanita
yang hendak dinikahinya, maka hijrahnya itu sesuai ke mana ia hijrah.” (HR.
Bukhari, Muslim, dan empat imam Ahli Hadits).
Segala
sesuatu adalah tergantung oleh niat. Dalam mempelajari agama Islam ini, niat
adalah salah satu faktor utama yang membuat setiap individu bisa semakin dekat
dengan Alloh atau malah sebaliknya. Contohnya saja, apabila hendak mengetahui
segala hukum-hukum yang sesuai syari’at Islam kita harus tahu terlebih dahulu
bagaimana niat kita? Kalau dari awal saja niatnya hanya sekedar ingin tahu tentang
hukumnya, bagaimana bisa esoknya kita tidak melanggar? Sudah jelas, banyak
sekali fenomena anak muda zaman sekarang yang salah dalam menempatkan niat
mereka. Miris sekali rasanya, melihat kaum muda yang sebaya dengan mudahnya
mereka bersenang-senang dengan menjadikan teman dekat wanitanya sebagai objek
syahwat mereka sesaat, walaupun mereka sudah tahu bahwa menjalin hubungan
(Pacaran) ini adalah haram hukumnya dalam Islam. Akan tetapi, banyak dari kaum
muda, mereka berdalih bahwa mereka menjalin hubungan tersebut adalah hanya
sekedar untuk saling menyemangati dalam belajarlah atau biasanya mereka berkata
“ah, orang kita ini pacaran islami kok. Jadi, kami tidak akan berani
macam-macam”.
Na’udzubillah,
semoga kita dapat memperbaiki niat kita agar senantiasa diridhoi oleh-Nya.
“Amal itu tergantung
niatnya, dan seseorang hanya mendapatkan sesuai niatnya...”
Maka
dari itu, pendidikan Islam sangat kita butuhkan. Karena, Islam adalah agama
rahmatan lil’alaamiin (rahmat bagi seluruh alam). Segala pendidikan terbaik
pasti akan kita dapatkan jika kita semakin memperdalamnya, mulai dari
pendidikan akhlaq yang paling utama sebagaimana telah dijelaskan bahwa
Rasulullah Muhammad ﷺ adalah suri tauladan terbaik bagi umat
manusia. Segala kesempurnaan akhlaqul karimah sudah terdapat dalam diri baginda
Rasulullah Muhammad ﷺ.
Rasulullah telah menjadi teladan para
shahabatnya, serta menjadi panutan dalam melangkah dan mengarungi samudera yang
dahsyat dengan gelombangnya. Ini merupakan
sinyalemen keberhasilan mereka dalam menjadikan dan mempraktikkan bimbingan
Allah di dalam Al Qur’an:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُوْلِ اللهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ
يَرْجُو اللهَ وَالْيَوْمَ اْلآخِرَ وَذَكَرَ اللهَ كَثِيْرًا
“Sesungguhnya pada
diri Rasulullah ada teladan yang baik bagimu, yaitu bagi orang yang mengharap
Allah dan hari akhir serta banyak berdzikir kepada Allah.” (Al-Ahzab: 21)
Nabi
dan rasul terakhir penutup bagi seluruh nabi dan rasul. Telah dijelaskan dalam Qs. Al Ahzab
ayat 40: ” Bukanlah Muhammad itu bapak salah seorang laki-laki di antara kamu
tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup Nabi-nabi”. Ada yang berargumen bahwa
Nabi Muhammad hanya Nabi terakhir. Bukan Rasul terakhir. Namun hadits di bawah
menunjukkan bahwa Nabi Muhammad bukan hanya Nabi terakhir, tapi juga Rasul
terakhir. Rasulullah SAW menegaskan: “Rantai Kerasulan dan Kenabian telah
sampai pada akhirnya. Tidak akan ada lagi rasul dan nabi sesudahku”. (Tirmidhi,
Kitab-ur-Rouya, Bab Zahab-un-Nubuwwa; Musnad Ahmad; Marwiyat-Anas bin Malik).
Akhlaq
yang baik adalah modal utama dalam berhubungan baik dengan manusia terhadap
manusia, manusia terhadap lingkungan, dan terutama manusia terhadap Tuhan-Nya.
Karena, orang yang memiliki akhlaq yang baik adalah seseorang yang tidak pernah
merasa baik dalam beramal sehingga ia selalu ingin bermuhasabah setiap waktu,
seseorang yang senantiasa tawadhu’ dalam bergaul, seseorang yang banyak
menginfakkan harta di jalan Alloh baik dilihat manusia maupun tidak karena
niatnya dari awal adalah memang hanya karena Alloh ‘azza wa jalla.
Poin kedua
yaitu, PERBAIKI PERGAULAN. Didalam belajar agama, setelah kita bisa menempatkan
niat kita dengan benar maka faktor kedua yang sangat mempengaruhi kita dalam
belajar agama adalah lingkungan. Selain keluarga ada seorang yang juga bisa
dikatakan sangat berpengaruh dalam usaha kita dalam mendapatkan pendidikan
Islam.
Sebagian
besar para orang tua pasti memilih menyekolahkan putra-putri mereka pada
sekolah-sekolah yang berlabelkan islami, seperti pondok pesantren. Karena,
banyak sekali dari para orang tua yang sibuk dalam hal pekerjaan sehingga tidak
sempat untuk membimbing putra-putri mereka dalam mendapatkan pendidikan Islam. Begitulah
dunia pesantren yang penuh dengan aturan, akan tetapi sangat berdampak baik
bagi peserta didik di masa depan. Karena, lingkungan yang baik akan membawa
kita pada kebaikan yang diridhoi-Nya pula. Jika di dunia luar, maka kita harus
selektif dalam memilih siapa yang pantas untuk menjadi teman kita. Di luar
memang sangat banyak sekali kawan yang asyik dan menyenangkan akan tetapi tidak
banyak dari mereka yang membuat kita lalai. Keasyikkan mereka seolah telah
menghipnotis kita untuk terjun ke dalam gemerlap dunia yang fana ini.
Na’udzubillah, semoga kita mendapatkan kawan yang baik untuk dunia dan akhirat.
Aamiin.
Seperti
dalam suatu hadits, Hadis Tentang Persaudaraan Muslim, “An-Nu’man bin Basyir berkata, Nabi SAW.
Bersabda, ‘Anda akan melihat kaum mukminin dalam kasih sayang dan
cinta-mencintai, pergaulan mereka bagaikan satu badan, jika satu anggotanya
sakit, maka menjalarlah kepada lain-lain anggota lainnya sehingga badannya
terasa panas dan tidak dapat tidur.”( H.R. Bukhori).
Karena itu, agama kita dinilai dari
bagaimana agama teman dekat kita. Sebenarnya, sangat mudah mengetahui seperti
apa cerminan diri Anda. Cukup dengan melihat bersama siapa saja Anda sering
bergaul, seperti itulah cerminan diri Anda. Kenyataan ini telah dipaparkan oleh
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
الْمُؤْمِنُ مِرْآةُ (أخيه) الْمُؤْمِنِ
Artinya: “Seorang mukmin cerminan
dari saudaranya yang mukmin.”
Sebaik-baik
manusia adalah manusia yang senantiasa memperbaiki dirinya sendiri dan menyeru
kebaikan pada muslim lainnya. Jika ingin memperbaiki hidup, mulailah dengan
memperbaiki sholat terlebih dahulu. Jika ingin berdakwah, maka mulailah dari
mendakwahi diri sendiri. Karena, kebaikan yang tulus dari hati akan
menghasilkan kebaikan pula secara dhohirnya. Maka dari itu, sangat penting
sekali memperbaiki pergaulan dalam lingkungan kita. Kuncinya ada dua, yaitu
kita harus percaya bahwa Alloh swt senantiasa melihat dan mengawasi kita. Yang
kedua, kita harus pandai memilih dan memilah teman mana yang bisa kita ajak
untuk berteman dan tidak.
Poin
terakhir yang ketiga adalah KUATKAN TEKAD. Jika, niatnya sudah benar pergaulan
kita sudah baik mendapatkan kawan yang sholih sehingga senantiasa dapat saling
mengingatkan pada Alloh, tentunya kita tinggal menguatkan tekad kita agar
selalu semangat dan bergairah dalam mendalami ilmu agama. terdapat beberapa
kondisi di mana hukum menuntut ilmu agama adalah wajib atas setiap muslim (fardhu
‘ain) sehingga berdosalah setiap orang yang meninggalkannya. Sebagaimana
sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
”Menuntut ilmu itu wajib
atas setiap muslim”. (HR. Ibnu Majah.
Dinilai shahih oleh Syaikh Albani dalam Shahih wa Dha’if Sunan Ibnu
Majah no. 224)
Jadi,
segala ibadah yang kita lakukan bisa berjalan secara kontinu. Pendidikan Islam
adalah salah satu kunci utama dalam memberantas kebodohan. (hadits keutamaan
mempelajari islam). Karena sebaik-baik pembelajaran adalah mempelajari ilmu
agama.
0
Kesimpulannya
adalah luruskan niat terlebih dahulu setelah itu perbanyaklah berkawan dengan
orang-orang shalih, dan kuatkanlah tekad untuk lebih memperdalam ilmu agama.
Semoga artikel
ini
memberikan
manfaat bagi para pembaca JJJ
Akhuukum
fillah, Barakallahufiikum...
BIOGRAFI
PENULIS
Nama : Amirothul Maulidyana
Institusi :
Universitas Muhammadiyah ponorogo
Nomor Handphone :
085784512842
Komentar
Posting Komentar