KUMPULAN PUISIKU 2016
Terminal di Kota Reyog
September
kenangan
Jumpa pertama
ku lewati
banyak panorama
Indah nan
menawan hati
Ku berhenti di
pojok terminal tua
Di kelilingi
oleh taman yang asri
Namun tak ada
mawar melati
Yang ada...
keindahan
ladang yang memukau hati
Ada padi...
Jagung...
Dan segalanya
disini
Terminal tua
penuh pesona
Sajak itu, ku
amati penuh
Bahwa disinilah
ku temukan cinta
Bahwa disinilah
kudapatkan bunga
Bukan mawar
atau melati
Namun, bunga
yang tak akan pernah layu
Bungah
kehidupan
Sinar hatiku
menyilaukan segala dukaku
Disinilah...
awan terang
mulai memberi kehidupan
Bagi jiwaku ...
yang telah lama
kering kerontang
Angin sepoi...
Rindangnya
dedaunan
Menyambut
langkah kaki kecilku
Terminal tua
Tempat pertama
saksi hijrahku
Selo Aji
namanya
Bak seperti
orang kota pada umumnya
Terkejut rasa
hati
Mendapati
terminal sederhana di desa ini
Itulah terminal
tua
Yang selalu
memberi kenangan
Dimana impian
akan selalu datang
Dan
mewujudkannya adalah tujuan
Di kota reyog
Ada terminal
tua
Ya, itulah
terminal kenangan
Di september
tahun yang lalu
Sajak Rindu
Wahai engkau yang disana
Apa kabar?
Sudah lama engkau tak pulang
Ke dalam mimpiku
Sulit rasanya bila dijelaskan
Karena hati tak bisa ditafsirkan
Oh, rindu
Mengapa engkau terlihat olehku?
Rasanya aku iri pada hatiku
Engkau selalu hadir didalamnya
Namun tak pernah terlihat dalam inderaku
Wahai rindu
Bolehkah aku meminta satu hal saja padamu?
Datangkanlah ia sedetik saja didepanku
Di depan mataku
Sedetik saja...
Karena melihatnya seperti ku melihat pelangi
Yang tak bisa tiap hari ku jumpai
Nafas Kehidupan
Dalam hidup ini
ada dua hal
yang takkan dapat
terpisahkan
Dalam diri
seorang makhluk
Ada
jiwa begitu pula raga
Apa arti hidup
yang sebenarnya?
Beribadah?
Cukup itukah?
Hidup ini
pendek sekali
Ada yang datang
ada yang pergi
Ada yang lahir
ada yang kembali
Ada yang sehat
ada yang sakit
Ada yang kaya
ada yang miskin
Ada yang baik
ada yang jahat
Ada yang ikhlas
ada yang berat
Ada yang sabar
ada yang memaksa
Ada yang
menerima ada yang tidak
Ada yang
melukai ada yang dilukai
Ada yang dihina
ada yang menghina
Ada yang
menunggu ada yang ditunggu
Ada yang setia
ada yang pura-pura
Ada yang tulus
ada yang menghianati
Lalu? Apa
hakikat kehidupan?
Jika ada yang
hidup lalu ada yang mati?
Satu hembusan
adalah satu kehidupan
Selalu akan ada
pertimbangan
Bukan
asal-asalan
Hidup ini bukan
mainan
Tapi, inilah
permainan
Sarana antara
kita dengan Tuhan
Ada manusia
Ada hewan
Ada tumbuhan
Lalu apakah
sama?
Ya, semua
adalah makhluk Tuhan
Ada yang hanya
hidup saja
Ada yang hanya
makan minum saja
Ada yang hanya
meluapkan nafsunya saja
Namun...
Manusia
tercipta dengan sebaik-baiknya
Tuhan bedakan
dari makhluk lainnya
Dengan aset
yang tiada bandingannya
Tuhan berikan
akal yang tiada batasnya
Kehidupan...
Bukan sekedar
ibadah kepada Tuhan
Melainkan hidup
untuk
menghidupkan segala kegelapan
kegelapan hati
dan pikiran
Insan mulia
karena ketaqwaan
dan ketaatan
kepada Tuhan
Senandung Keceriaan
Terlukis senyum
indah dibibir
Manis terlihat
dengan mata sayu
Kadangkala ia
tertawa lepas
Melepas segala
kejerahan jiwa
Tak tahu mereka
Ulasan senyum
penuh makna
Tertawa pun
penghapus luka
Tak perlu ku
beli tawa
Jika hati
sedang bungah
Tak perlu ku
beli senyum
Jika hati
bahagia
Semua ada
masanya
Namun
Karena duka aku
tertawa
Karena lara aku
ceria
Senyuman itu...
Tawa itu...
Canda itu...
Hanya sebagai simbol
saja
Tak perlu keluh
kesah akan problematika
Tapi
berbahagialah
Karena Tuhan
sedang menguatkan hati ini
Dengan segala
caraNya
Itulah
keceriaan yang menghibur hati
Didalam perih
Merantaulah
Pergilah
Keluarlah dari
keterpurukan suasana
Berpetuanglanglah
Di luar sana
banyak hal yang luar biasa
Hiduplah dengan
aksi nyata
Bukan hanya
fatamorgana
Impian bukanlah
suatu hiasan
Melainkan
tujuan hidup di masa depan
Walau badai
menerpa
Batu kerikil
menghujam
Namun
Dunia tahu
engkau pasti bisa melewatinya
Sebelum ajal
mendatangi
Karena mati
hanya sekali
Walau pun benar
Anak muda tak
boleh surut
Tegakkan
kebenaran
Di atas bumi
perantauan
Merantaulah
bukan karena pelarian
Tapi merantaulah
Tuk menantang
kerasnya kehidupan
Pergilah ke
dunia luas
Rasakan hidup
di alam bebas
Selama mentari
masih bersinar
Dedauanan riang
bergoyang
Sungguh...
Kelak kan
engkau rasakan
Nikmat hidup
setelah lelah berjuang
Komentar
Posting Komentar