Kemuhammadiyahan

PEMURNIAN DAN PEMBARUAN DI DUNIA MUSLIM
Ringkasan ini disusun untuk memenuhi pelajaran mata kuliah Kemuhmmadiyahan
Dosen Pengampu: Azid Syukroni, M.Pd.I



Disusun Oleh:
1. Afrida Sukmawardani (16150257)
2. Amirothul  Maulidyana (16150258)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
TAHUN 2017

A. Latar Belakang 
Pada masa modern ini, perlu kita kaji sebanyak-banyaknya secara mendalam mengenai berbagai macam organisasi masyarakat yang tengah populer di negeri ini. Seperti halnya Muhammadiyah sebagai lembaga organisasi masyarakat yang sangat berpengaruh di dalam perpolitikan negeri ini selain Nahdlatul Ulama’ yang menjadi tolak ukur dalam beragama melalui ormas yang terbentuk. Muhammadiyah sebagai lembaga organsasi masyarakatyang telah terbentuk sejak 14 Abad sesudah wafatnya Rasulullahﷺ (yaitu tahun 13 H). Muhammadiyah sebagai salah satu ormas Islam yang di pelopori oleh KH. Ahmad Dahlan. Berdirinya Muhammadiyah adalah didasarkan pada beberapa ayat didalam al-Qur’an yakni sebagai tanda kecintaan umat Rasulullah yang rindu akan sosok beliau meski pun lahirnya Muhammadiyah ini sudah berbeda zaman dengan zaman Rasulullah. Akan tetapi, warga Muhammadiyah ini diharapkan dapat memiliki keimanan yang kuat, kegigihan dalam berjihad layaknya para “Khulafaur Rasyidun”, dapat menjalani hidup sebagaimana layaknya para “Salafus Shalih” yang telah teruji keshalehannya, dan memiliki karakter “Ibadurrahman” seorang hamba yang sangat mencintai Alloh sehingga terbentuk akhlaq mulia sebgaimana akhlaq Allah dan dapat menjadi seperti al-Hawariyyun berari sahabat yang setia.
Sebagaimana NU yakni sebagai ormas yang paling dominan kita jumpai diberbagai daerah di Indonesia yang biasanya kita bandingkan dengan Muhammadiyah ini, namun sejak fenomena 2 Desember 2016 yang lalu terjadinya aksi demonstrasi besar-besaran baik di kalangan masyarakat hingga para Ulama’ ternama di Indonesia yang ikut andil dalam aksi tersebut demi membela agama yang telah dinistakan oleh Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahja Purnama(Ahok) sehingga membuat dua ormas ini bersatu menjadi satu-kesatuan menyeluruh yang saling berjihad untuk membela agama yang haq yakni Ad-dienul Islam. Sejatinya baik itu Muhammadiyah atau NU walau berbeda dalam segi pola pikir dari sudut pandang beberapa aspek kehidupan namun cakupannya tetap sama satu Aqidah. Dan di dalam ringkasan materi ini akan kami paparkan poin-poin penting secara jelas dan singkat mengenai “Pemurnian dan pembaruan di dunia muslim”.

B. Pemurnian dan Pembaruan di Dunia Muslim
1. Pengertian pemurnian dan pembaruan 
Menurut Ahmad (1979: 306) menjelaskan bahwa pembaruan atau pemurnian dalam bahasa Arab “جددوا” yang secara etimologi berakar pada kata (جديد), yang menunjukkan tiga arti, yaitu keagungan, bahagian dan pegangan. Kata ini kemudian berubah menjadi (جدد) yang berarti “memperbarui” sebagai lawan dari usang. Nasution (1992: 11) mengatakan bahwa pembaruan dalam bahasa Indonesia disepadankan dengan kata modern, modernisasi dan modernisme. Salimi, dkk (1988: 1) berpendapat bahwa pembaruan itu identik dengan istilah “modernisasi” atau “Tajdid”. Dalam pengertian etimologis berarti pembaruan, sedangkan dalam pengertian terminologis berarti pembaruan dalam hidup keagamaan, baik berbentuk pemikiran maupun gerakan, sebagai reaksi atau tanggapan terhadap berbagai tantangan internal maupun eksternal yan menyangkut keyakinan dan urusan sosial umat. 
2. Kemajuan kemunduran peradaban Islam dalam berbagai bidang 
Sekitar abad ke-7 sampai dengan abad ke-10 M, Islam berkembang dengan pesat meliputi berbagai wilayah yang sangat luas dengan penguasaan ilmu pengetahuan, peradaban dan kebudayaan yang sangat maju dan tinggi. Berikut peta konsep kemajuan peradaban Islam sejak era awal sebagaimana berikut:  
Akan tetapi, kejayaan dunia Islam yang telah berjalan beberapa abad lamanya pada akhirnya mengalami kemunduran, mengalami berbagai krisis baik dalam bidang sosial politik, keagamaan, pendidikan dan ilmu pengetahuan.  
3. Para Tokoh Pembaru dalam dunia Islam
a. Ibnu Taimiyah, nama lengkap Taqiyuddin Abdul Abbas bin Abdul Halim bin Abdus Salam bin Taimiyah al-Harrani al-Hanbaly atau sering disingkat Taqyuddin Ibnu Taimiyah. Lahir pada tanggal 10 Rabi’ul Awwal 661 H (22 Januari 1263 M) di kota Al-Harran Siria. Wafat pada tanggal 28 Dzulhijjah 728 H (26 September 1328 M). Ajaran Ibnu Taimiyah yang paling pokok adalah dalam rangka menyucikan i’tiqad (aqidah-keyakinan) umat Islam agar tidak menyimpang dari ajaran al-Qur’an dan Sunnah Rasul (Pasha dan Darban, 2005: 32)
b. Muhammad Ibnu Abdul Wahab (1703-1778) pendiri gerakan Muwahidin, seorang ulama’ besar yang dilahirkan di Uyainah sebuah dusun di Najed bagian timur dari negeri Saudi Arabia. Gerakan wahabi adalah suatu gerakan pemurnian Islam yang pertama kali berdiri dalam rangka menyambut seruan dan ajakan Imam Taqiyuddin Ibnu Taimiyah. Beliau berusaha untuk memurnikan iman dari berbagai macam kemusyrikan seperti menziarahi kubur Nabi Muhammad SAW dan orang-orang yang dianggap keramat dengan tata cara yang tidak berbeda dengan penyembahan. 
c. Sayid Jamaluddin Al-Afghani, dilahirkan pada tahun 1939 di As’ad Abad, Afghanistan. Tepat tanggal 9 Maret 1897 beliau wafat. Beliau adalah tokoh Islam pertama kali yang memperingatkan pada dunia Islam khususnya bahaya paham materialisme. Di bidang filsafat, beliau berusaha mengembalikan harga diri dan menumbuhkan kebanggaan berbangsa yang telah hilang dari berbagai Negeri Islam dibidang kebudayaan, beliau senantiasa mengobarkan semangat solidaritas antara negara-negara Islam sesuai dengan jiwa PanIslamisme untuk membina kekuatan mengimbangi pengaruh barat. Di bidang politiknya, beliau berusaha dengan sungguh-sungguh untuk senantiasa dapat melakukan Tazkiyatun Nafsi atau menyucikan pribadi dibidang tasawwuf (Pasha dan Darban, 2005: 44, 45).
d. Muhammad Abduh, lahir pada tahun 1849 di Gharbiyah, Mesir. Pada usia 13 tahun beliau telah hafal al-Qur’an. Pada tanggal 11 Juli 1905, ketika mencapai usia 55 tahun beliau wafat. Beliau sangat menekankan arti pentingnya ijtihad di bidang Ijtihad dan taqlid, beliau melakukan berbagai pembaruan terhdap perguruan tinggi Islam Universitas al-Azhar baik yang menyangkut administrasi, kurikulum, maupun peningkatan mutu kuliah dibidang pendidikan (Pasha dan Darban, 2005: 51). 
e. Muhammad Rasyid Ridha (1865-1935), dilahirkan disebuah desa di Libanon. Beliau adalah murid Muhammad Abduh yang paling disayangi dan paling dekat dengan gurunya. Beliau dikenal sebagai seorang politikus yang sangat cermat.
f. Syaikh Hasan al-Bana, lahir pada tahun 1906 di provinsi Gharbiah, Mesir. Dengan dibekali oleh otak cemerlang, beliau telah hafal al-Qur’an ketika berumur 14 tahun. Beliau mendirikan gerakan Islam yang dinamakan Ikhwanul Muslimin pada saat memasuki abad ke-20. Gerakan ini hakikatnya merupakan kelanjutan dari ide Jamaludin al-Afghani yang kemudian diteruskan oleh Rasyid Ridha (Pasha dan Darban, 2005: 52).
g. Syah Waliyullah, seorang pemikir besar yang bercita-cita membuat tatanan masyarakat baru (Pasha dan Darban, 2005: 56).
h. Sir Sayid Ahmad Khan, tokoh pembaru kedua di negeri India setelah Syah Waliyullah.
i. Sayed Ameer Ali, memandang arti pentingnya membangun masyarakat Islam yang sesungguhnya dengan memperbaiki dan menyempurnakan pendidikan pengajaran, memerdekakan akal pikiran dari belenggu kebekuan dan kekolotan.
j. Muhammad Iqbal, lahir di Sialkot, Punjab pada tanggal 22 Februari 1873. Beliau dinyatakan sebagai filsuf satu-satunya yang dihasilkan oleh dunia Islam modern.
k. Sayid Abul A’la Maududi, salah seorang diantara para ulama dan filsuf sekaligus mujaddid yang terbesar hingga sekarang ini. 

C. Kesimpulan
Menurut Ahmad (1979: 306) menjelaskan bahwa pembaruan atau pemurnian dalam bahasa Arab “جددوا” yang secara etimologi berakar pada kata (جديد), yang menunjukkan tiga arti, yaitu keagungan, bahagian dan pegangan. Salimi, dkk (1988: 1) berpendapat bahwa pembaruan itu identik dengan istilah “modernisasi” atau “Tajdid”. Dalam pengertian etimologis berarti pembaruan, sedangkan dalam pengertian terminologis berarti pembaruan dalam hidup keagamaan, baik berbentuk pemikiran maupun gerakan, sebagai reaksi atau tanggapan terhadap berbagai tantangan. 
Sekitar abad ke-7 sampai dengan abad ke-10 M, Islam berkembang dengan pesat meliputi berbagai wilayah yang sangat luas dengan penguasaan ilmu pengetahuan, peradaban dan kebudayaan yang sangat maju dan tinggi. Muncul Dinasti Umaiyah, Dinasti Abbasiyah, Dinasti Umaiyah di Spanyol dan Dinasti Fatimiyah pada periode masing-masing. Para Tokoh Pembaru dalam dunia Islam adalah Ibnu Taimiyah, Muhammad Ibnu Abdul Wahab, Sayid Jamaluddin Al-Afghani, Muhammad Abduh, Muhammad Rasyid Ridha, Syaikh Hasan al-Bana, Syah Waliyullah, Sir Sayid Ahmad Khan, Sayed Ameer Ali, Muhammad Iqbal dan Sayid Abul A’la Maududi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RPP Bahasa Indonesia MI/SD

MAKALAH PENGEMBANGAN PKn MI/SD

Pemetaan KD ke Indikator dalam Pembelajaran Tematik