Akhlak Tasawuf

TAREKAT
Makalah ini disusun untuk memenuhi pelajaran mata kuliah Akhlak Tasawwuf
Dosen Pengampu: Wahyudi Setiawan, M. Pd. I



Disusun Oleh:
Amirotul Maulidyana
NIM. 16150258



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDA’IYAH
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
TAHUN 2017



BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kajian tasawuf tidak dapat dipisahkan dengan praktik ubudiyah dan mu’amalah dalam kerangka tareklat. Keanekaragaman tarekat yang menyebar di seluruh dunia Islam, baik melalui perdagangan maupun politik  tidak menjadikan lupa dengan misi utama tasawuf dan tarekat yakni mendekatkan diri kepada Allah. Garis   yang menyambung sejak masa Nabi sampai syaikh tarekat  yang masih hidup saat ini adalah silsilah dan merupakan ciri khas yang terdapat dalam kajian ilmu tasawuf  sehingga ajaran dan praktik keagamaan dianggap benar dan survive.
Dalam penyebarannya di Indonesia, Islam datang harus melewati jalan, rentang waktu serta corak pemikiran yang panjang, di   mulai dari Islam datang di pelabuhan-pelabuhan, diperkenalkan, diikembangkan, dimantapkan, dan diperbaharui. Islam yang datang ke Indonesia dengan transportasi laut harus menyusuri bpantai Laut Merah, negeri Yaman, Hadramaut, Gujarat, Pulau Seylon, mungkin Teluk Benggala, selanjutnya Sampai Patani-Thiland Selatan, baru sampai perlak Dari Perlak menyusuri Banten, Gresik terus ke timur melalui Mataram (Lombok) ke Maluku. Selanjutnya, jaringan hubungan seperti itu terus berlanjut timbal balik dari abad ke abad, generasi ke generasi, mula-mula berupa jaringan perdagangan, berlanjut kepada jaringan ulama’ sebagaimana  disebutkan oleh Azyamurdi Azra, selanjutnya  kepada  jaringan  tasawuf-tarekat sehingga perubahan apapun yang terjadi di pusat Islam Timur   Tengah akan sangat mempengaruhi keadaan Islam di Indonesia. 

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan tujuan tarekat?
2. Bagaimana sejarah munculnya tarekat?
3. Apa saja aliran tarekat dalam Islam dan perkembangannya?
4. Bagaimana tata cara pelaksanaan tarekat dan sisi negatif tarekat?


C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dan tujuan tarekat.
2. Untuk mengetahui sejarah tarekat.
3. Untuk mengetahui berbagai macam aliran tarekat yang ada dalam Islam dan perkembangannya di Indonesia.
4. Untuk mengetahui tata cara tarekat dan sisinegatif tarekat.


























BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tarekat dan Tujuan Tarekat
Asal kata “tarekat” dalam bahasa Arab ialah “thariqah” yang berarti jalan, keadaan, aliran, atau garis pada sesuatu . Tarekat adalah “jalan” yang ditempuh para sufi dan dapat digambarkan sebagai jalan yang berpangkal dari syari’at, sebab jalan utama disebut syar’, sedangkan anak jalan disebut thariq. Hal ini menunjukkan bahwa para sufi beranggapan, dimana pendidikan mistik ini adalah pembelajaran awal yang terdiri dari hukum illahi, tempat berpijak bagi setiap muslim. Dalam perkembangannya, kata thariqah menarik perhatian kaum sufi sehingga dijadikan istilah khusus yang mempunyai arti tertentu. Menurut L. Massignon , sebagaimana dikutip oleh Aboe Bakar Atjeh, thariqah di kalangan sufi mempunyai dua pengertian:
1. Cara pendidikan akhlal dan jiwa bagimereka yang berminat menempuh hidup sufi. Pengertian seperti ini mungkin digunakan untuk memperdalam syari’at sampai hakikatnya melalui tingkat-tingkat pendidikan tertentu, maqamat dan ahwal.
2. Thariqah berarti suatu gerakan yang lengkap untuk memberikan latihan-latihan rohani dan jasmani dalam segolongan orang Islam menurut ajaran dan keyakinan tertentu. Disini, dijelaskan bahwa tarekat sudah menjelma menjadi suatu kekeluargaan yang didirikan menurut aturan dan perjanjian tertentu.
Sementara menurut Harun Nasution , tarekat berasal dari kata thariqah, yaitu jalan yang harus ditempuh oleh seorang calon sufi dalm tujuannya berada sedekat mungkin dengan Allah. Tariqah kemudian mengandung arti organisasi (tarekat). Setiap tarekat mempunyai Syekh, upacara ritual dan bentuk dzikir sendiri. Martin Van Bruinessen menyatakan istilah “tarekat” paling tidak dipakai untuk dua hal yang secara konseptual berbeda. Maknanya yang asli merupakan paduan yang khas dari doktrin, metode dan ritual. Di Timur tengah, istilah “tha’ifah” terkadang lebih disukai untuk organisasi sehingga lebih mudah untuk membedakan antara yang satu dengan yang lain. Akan tetapi, di Indonesia, kata “tarekat” sendiri mengacu pada keduanya.
Di dalam ilmu tasawuf, istilah tarekat tidak ditujukan kepada aturan dan cara-cara tertentu yang digunakan oleh seorang Syekh tarekat dan bukan pula terhadapa kelompok yang menjadi pengikut salah seorang Syekh tarekat, tetapi meliputi segala aspek ajaran yang ada di dalam agama Islam, seperti, Shalat, puasa, zakat, haji dan sebagainaya yang merupakan jalan atau cara mendekatkan diri kepada Allah. tarekat mencakup semua aspek ajaran Islam seperti, shalat, zakat, puasa, jihad, haji dan lain-lain ditambah pengalaman serta seorang syekh. dan itu semua terikat dengan tuntunan dan bimbingan seorang syekh melalui bai’at.
Sedangkan tasawuf secara umum adalah usaha mendekatkan diri kepada Allah dengan sedekat mungkin dengan penyesuaian rohani dan memperbanyak ibadah. dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa tasawuf adalah usaha mendekatkan diri kepada Allah, sedangkan tarekat adalah cara dan jalan yang ditempuh seseorang dalam usahanya mendekatkan diri kepada Allah. 
Tujuan tarekat yakn i, mengadakan latihan (riyadhah) dan berjuang melawan nafsu (mujahadah), membesihkan diri dari sifat-sifat tercela dan diisi oleh sifat terpuji melalui perbaikan akhlak, agar senantiasa mengingat Allah, dan menunculnya rasa takut kepada Allah untuk menghindari segala sesuatu hal duniawi yang dapat menyebabkan lupa kepada Allah.

B. Sejarah Munculnya Tarekat
peralihan tasawuf yang bersifat personal kepada tarekat yang bersifat lembaga tidak terlepas dari perkembangan dan perluasan tasawuf itu sendiri. Ditinjau dari segi historisnya, Dr. Kamil Musthafa Asy-Syibi mengungkapkan , tokoh pertama yang memperkenalkan sistem thariqah (tarekat) adalah Syekh Abdul Qadir Al-Jailani di Baghdad, Sayyid Ahmad Ar-Rifa’i di Mesir dengan tarekat Rifa’iyyah, Jalal Ad-Din Ar-Rumi di Parsi.
Tarekat adalah organisasi dari pengikut sufi-sufi besar. Mereka mendirikan organisasi-organisasi untuk melestarikan ajaran tasawuf gurunya. Maka, timbullah tarekat. Tarekat ini memakai suatu tempat pusat kegiatan yang disebut ribat (disebut juga zawiyah, hangkah,  atau pekir), dimana tempat tersebut dijadikan sebagai tempat berkumpul untuk melestarikan ajaran tasawuf dari wali dan syekhnya.
Organisasi serupa mulai timbul pada abad ke-12 M, dan baru tampak berkembang pada abad berikutnya. Tarekat-tarekat di seluruh dunia Islam mengambil beragam bentuk, mulai dari tarekat sederhana yang berupa seranggkaian kegiatan ibadah hingga organisasi antar wilayah. Tarekat ini tidak terbatas pada kelas tertentu, didalam sebuah tarekat terdapat banyak cabang-cabang tarekat yang timbul dari tiap tarekat induk, dan itu membuat sejarah tarekat sulit untuk ditelusuri secara sistematis dan konsepsional. Menurut pendapat Harun Nasution ,  cabang-cabang itu muncul sebagai akibat tersebarnya alumni suatu tarekat yang mendapat ijazah tarekat dari gurunya untuk membuka perguruan baru sebagai perluasan dari ilmu yang diperolehnya. 
Dalam seluruh tarekat terdapat kegiatan ritual sentral yang melibatkan pertemuan kelompok secara teratur untuk melakukan pembacaan doa, sya’ir, dan ayat-ayat pilihan dari Al-Qur’an. Terdapat pula silsilah yang menggambarkan suatu rantai keturunan spiritual semua pengikut tarekat terhadap syekhnya yang pertama dari pendiri tarekat tersebut hingga sampai pada Nabi Muhammadï·º. Pada suatu masa seorang pengikut akan mencapai derajat yang mencukupi dari kekhasan yang khusus sehingga doa-doanya akan mewakili anak cabang yang diakui di dalam tarekat yang lebih besar. Pada masa yang lain pengikut semacam itu dipandang sebagai pemrakarsa keseluruhan tarekat baru.

C. Berbagai Aliran Tarekat dalam Islam dan Perkembangannya 
Diantara tarekat yang ada dalam Islam, adalah sebagai berikut: 
1. Tarekat Qadiriyah
Qadiriyah yakni nama tarekat yang diambil dari nama pendirinya Abd. Al-Qadir Jailani yang terkenal dengan sebutan Syekh Abdul Qadir Al-Jailani atau quthb al-awliya’. Tarekat ini menempati posisi paling penting dalam sejarah spritualitas Islam karena tidak saja sebagai pelopor organisasi tarekat tetapi sebagai cikal bakal munculnya berbagai cabang tarekat di dunia Islam. Syekh Abdul Qadir Al-Jailani telah memberikan pengaruh yang amat besar terhadap pemikiran dan sikap umat Islam. Beliau dipandang sebagai sosok ideal dalam keunggulan dan pencerahan spiritual. Diantara praktik tarekat Qadiriyah  adalah dzikir terutama melantunkan asma’ Allah berulang-ulang.
2. Tarekat Syadziliyah
Tarekat Syadziliyahtidak dapat terlepas hubungan antara pengikut dengan pendirinya, yakni AbuAl-Hasan Asy-Saydzili [593/1196-656/1258]. Nama tarekat ini dinisbatkan kepada namanya Syadziliyah yang mempunyai ciri khusus dan berbeda dari tarekat lainnya. Tarekat ini menyebar luas di sebagian besar dunia muslim. Ia diwaii di Afrika Utara terutama oleh cabang-cabang Fasiyahdan Darqawiyah serta berkembang pesat di Mesir.
3. Tarekat Naqsabandiyah
Tarekat Naqsabandiyah didirikan oleh Muhammad Bahauddin An-Naqsabandi Al-Awisi Al-Bukhari. Tarekat ini banyak tersebar di Sumatra, Jawa dan Sulawesi. 
4. Tarekat Rifaiyah
Tarekat ini didirikan oleh Syaikh Rifa’i dan banyak tersebar didaerahAceh, Jawa, Sumatra barat, Sulawesi, dan lainnya. Ciri tarekat ini adalah, penggunaan tabuhan rebana dalam wiridnya, diikuti dengan tarian dan permainan debus yakni menikam diri dengan sepotong senjata tajam yang diiringi dengan dzikir tertentu.
5. Tarekat Samaniyah
Didirikan oleh Syaikh Saman, yang meninggal pada tahun 1720 di Madinah. Tarekat ini banyak tersebar luas di Aceh dan sekitarnya. Ciri tarekat ini dzikirnya dengan suara keras dan melengking., khususnya ketika mengucapkan lafadz, “Laa Ilaa ha illallah”. Syaikh Saman juga mengajarkan agar memperbanyak sholat dan dzikir, berkasih sayang pada fakir miskin, jangan mencintai dunia, menukar akal syariyah dengan robbaniyah, dan beriman hanya kepada Allah dengan tulus dan ikhlas.

6. Tarekat Khalwatiyah 
Tarekat ini didirikan oleh Zahiruddin cabang dari tarekat Suhrawadi. Tarekat inbi banyak pengikutnya di Indonesiakarena suluk dari tarekat ini sangat sederhana  dalam pelaksanaannya. Dalam tarekat ini, untuk membawa jiwa dari tingkat terendah menuju pada tingkat ynag lebih tinggi melalui tujuh tingkat; peningkatan dari nafsu amarah, lawamah, mulhamah, muthmainnah, radhiyah, mardhiyah, dan nafsu kamilah.

D. Tata Cara Pelaksanaan Tarekat dan sisi negatifnya
1. Tata cara pelaksanaan tarekat antara lain: 
a. Dzikir, yaitu ingat yang terus menerus kepada Allah dalam hati serta menyebutkan namanya dengan lisan. Dzikir ini berguna sebagai alat control bagi hati, ucapan dan perbuatan agar tidak menyimpang dari garis yang sudah ditetapkan Allah. 
b. Ratib, yaitu mengucapkan lafal lailaha illa Allah dengan gaya, gerak dan irama tertentu. 
c. Muzik, yaitu dalam membacakan wirid-wirid dan syair-syair tertentu diiringi dengan bunyi-bunyian (instrumental) seperti memukul rebana. 
d. Menari, yaitu gerak yang dilakukan mengiringi wirid-wirid dan bacaan-bacaan tertentu untuk menimbulkan kekhidmatan. 
e. Bernafas, yaiitu mengatur cara bernafas pada waktu melakukan dzikir yang tertentu. 
2. Negatif Tarekat
Semula tarekat merupakan respon terhadap elitisasi tasawuf serta munculnya tasawuf falsify yang cenderung keluar dari koridor syariat. Namun dalam perkembangannya, tarekat itu sendiri membawa ekses negative yang muncul dari pengikutnya yang kebanyakan awam itu. Awamisasi tasawuf dan guru sentris yang menjadi ciri tarekat memunculkan kultus (pendewaan) individu pada sang guru. Akibatnya berbagai bid’ah, khurafat dan tahayyul muncul. 
Pendewaan terhadap seorang syaikh tentu melampaui syaikh-syaikh yang lain bahkan seorang Nabi dan sahabatnya hampir terjadi. Harapannya kepada sang syaikh untuk menolong baik urusan dunia maupun akhirat begitu besar. Harapan-harapan itu diwujudkan dalam bentuk-bentuk ritual seperti membaca teks yan bercerita tentang sejarah sang syaikh meskipun semua ini tidak pernah diajarkan oleh sang syaikh. 
Terdapat dua pernyataan yang sangat berlawanan antara manaqib Abdul Qadir al-Jaelani yang ditulis oleh orang lain dengan apa yang dikatakan sendiri oleh Abdul Qadir al-Jaelani dalam kitab al-fath al- Rabbany. Di dalam manaqib, wasilah (memohon pada Allah melalui makhluk) diperintahkan akan tetapi di dalam al-Fath al- Rabbany wasilah dilarang. 
Lagi-lagi tasawuf mendapat godaan penyelewengan tujuan. Semula tarekat bertjuan untuk membantu orang awam agar lebih dekat kepada Allah namun justru dibelokkan untuk lebih dekat kepada sang syaikh dengan berbagai harapan disertai dengan puji-pujian dan khidmah kepada sang syaikh. Aspek negatif lainnya dari tarekat adalah munculnya perpecahan di antara umat Islam, karena masing-masing aliran tarekat fanatik.
















BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN 
1. Tujuan tarekat terakhir, mencapai tingkat ma’rifat, hal ini apabila semua amalnya didasari akan keikhlasan dan ketaatan kepada Allah, sehingga akan dapat diketahui segala rahasia dibalik tabir cahaya Allah dan Rasul-Nya secara terang benderang. 
2. Sejarah tarekat adalah organisasi dari pengikut sufi-sufi besar. Mereka mendirikan organisasi-organisasi untuk melestarikan ajaran tasawuf gurunya. Maka, timbullah tarekat. Tarekat ini memakai suatu tempat pusat kegiatan yang disebut ribat (disebut juga zawiyah, hangkah,  atau pekir), dimana tempat tersebut dijadikan sebagai tempat berkumpul untuk melestarikan ajaran tasawuf dari wali dan syekhnya.
3. Indonesia terdapat sekurang-kurangnya tujuh aliran tarekat yang berkembang di Indonesia, yaitu traekat Qadariyah, Rifaiyah, Naqsyabandiyah, Sammaniyah, Khalwatiyah, al-Hadad, dan tarekat Khalidiyah. 
4. Namun untuk melakukan tarekat mesti meggunakan beberapa tata cara pelaksanaan seperti dzikir, ratib, muzik, menari dan bernafas. Meskipun tujuan tarekat baik tetap saja ada penyelewengan dari tujuan tarekat karena awam.

Daftar Pustaka
Sholihin, M. Ilmu Tasawuf. Bandung: CV Pustaka Setia. 2008

Nasirudin. Historitas & Normativitas Tasawuf. Semarang: Akfi Media. 2008

“Thoriqoh yang Berkembang di Indonesia”, Http://iethafairuz.blogspot.com/2013/09/thoriqoh-yang-berkembang-di-indonesia.html, diakses pada tanggal 03 Desember 2017

“Tasawuf dan Tarekat”, Https://file.upi.edu/Pendidikan_Agama_Islam_Tasawuf_dan_Tarekat.pdf , diakses padatanggal 02 Desember 2017





Komentar

Postingan populer dari blog ini

RPP Bahasa Indonesia MI/SD

MAKALAH PENGEMBANGAN PKn MI/SD

Pemetaan KD ke Indikator dalam Pembelajaran Tematik