Supervisi Klinis
SUPERVISI KLINIS
Makalah ini disusun untuk memenuhi pelajaran mata kuliah: Administrasi dan Supervisi Pendidikan
Dosen Pembimbing:
Sigit Dwi Laksana, M. Pd. I
Nama Kelompok:
1. Amirotul Maulidiyana NIM. 16150258
2. Rusmini NIM. 16150265
3. Siti Fathonah NIM. 1615026
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDA’IYAH
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
TAHUN 2017
KATA
PENGANTAR
Puji syukur
kami panjatkan kehadiratAllah SWT. Karena atas limpahan Karunia, Rahmat, dan
Hidayah-Nya yang berupa kesehatan, sehingga makalah yang berjudul “Supervisi Klinis”, dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun sebagai tugas kelompok mata kuliah Administrasi dan
Supervisi Pendidikan. Kami berusaha menyusun makalah ini dengan segala
kemampuan, namun kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak memiliki
kekurangan baik dari segi penulisan maupun segi penyusunan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun akan kami
terima dengan senang hati demi perbaikan makalah selanjutnya.
Semoga makalah
ini bisa memberikan informasi mengenai Supervisi Klinis dan bermanfaat bagi para pembacanya. Atas perhatian dan kesempatan
yang diberikan untuk membuat makalah ini kami ucapkan terima kasih.
Ponorogo,
04 Desember 2017
Penyusun,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................ i
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................................. 1
A.
LatarBelakang................................................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah.............................................................................................. 1
C.
Tujuan................................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................... 2
A.
Karakteristik Materi Pembelajaran.................................................................... 2
B.
Komponen-komponen Pembelajaran................................................................. 3
C.
Proses Pembelajaran.......................................................................................... 4
BAB III PENUTUP............................................................................................................ 8
A.
Kesimpulan........................................................................................................ 8
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................... 9
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sesuai dengan perkembangan masyarakat dan pendidikan di Indonesia,
khususnya pada bidang kependidikan. Maka, kewajiban dantanggung jawab para
pemimpin pendidikan umumnya dan kepala sekolah mengalami perubahan pula. Adapun
perubahan-perubahan tersebut dapat dibagi menjadi tiga aspek:[1]
1) Perubahan dalam tujuan
2) Perubahan dalam scope (luasnya tanggung
jawab/kewajiban, dan
3) Perubahan dalam sifatnya
Ketiga aspek tersebut memiliki hubungan yang
sangat erat. Adanya perubahan dalam tujuan pendidikan, mengubah pola scope
atau luasnya tanggung jawab yang harus dipikul dan dilaksanakan oleh para
pemimpin pendidikan. Tugas dan kewajiban kepala sekolah, disamping mengatur
jalannya sekolah, juga harus dapat bekerja sama dan berhubungan erat dengan
masyarakat. Ia berkewajiban membangkitkan semangat para staf guru dan pegawai
sekolah untuk bekerja lebih baik, membangun dan memelihara kekeluargaan,
menjaga kekompakan dan persatuan antar warga sekolah, mengembangkan kurikulum
sekolah, mengetahui dan menjalankan rencana sekolah, dan memperhatikan dan
mengusahakan kesejahteraan para guru dan pegawainya.
Setiap kegiatan atau pun pekerjaan yang
dilakukan di sekolah memerlukan supervisi agar pekerjaan itu dapat berjalan
dengan lancar dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam hal ini,
berdasarkan banyaknya jenis pekerjaan yang dilakukan oleh guru dan karyawan
pendidikan ada salah satu jenis supervisi pengajaran yakni supervis klinis.
Untuk memperjelas mengenai jenis supervisi klinis, maka akan kami bahas di
dalam makalah kami ini.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Supervisi Klinis?
2.
C.
Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Supervisi Klinis
Dalam Bab I pasal 6 telah dikatakan bahwa supervisi adalah aktivitas
menentukan kondisi-kondisi/syarat-syarat yang esensial, yang akan menjamin
tercapainya tujuan-tujuan pendidikan. Jadi, yang dimaksud supervisi disini
adalah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan
pegawai sekolah lainnya dalam melakuakan pekerjaan mereka secara efektif.
Supervisi pengajaran ialah kegiatan-kegiatan kepengawasan yang ditujukan
untuk memperbaiki kondisi-kondisi baik personil maupun material, yang
memungkinkan terciptanya situasi belajar-mengajar yang lebih baik demi
tercapainya tujuan pendidikan. Seperti halnya supervisi klinis termasuk bagian
dari supervisi pengajaran. Dikatakan supervisi klinis karena prosedur
pelaksanaannya lebih ditekankan kepada mencari sebab-sebab atau kelemahan yang
terjadi di dalam proses belajar mengajar, dan kemudian secara langsung pula
diusahakan bagaimana cara memperbaiki kelemahan atau kekurangan tersebut.
Di
dalam supervisi klinis cara “memberikan obatnya” dilakukan setelah supervisor
mengadakan pengamatan secara langsung terhadap cara guru mengajar, dengan
mengadakan “diskusi balikan” antara supervisor dan guru yang bersangkutan. Yang
dimaksud dengan ‘diskusi balikan” di sini ialah diskusi yang dilakukan segera
setelah guru selesai mengajar, dan bertujuan untuk memperoleh balikan tentang
kebaikan maupun kelemahan yang terdapat selama guru
mengajar serta bagaimana usaha untuk memperbaikinya.
Richard
Waller memberikan definisi tentang supervise klinis sebagai berikut:[2]
“supervisi klinis adalah
supervise yang difokuskan pada perbaikan penagajaran dengan melalui sikuls yang
sistematis dari tahap perencanaan, pengamatan, dan anlisis intelektual yang
intensif terhadap penampilan mengajar sebenarnya dengan tujuan untuk mengadakan
modifikasi yang rasional.”
Keith Acheson dan Meredith D. Gall, mengemukakakn bahwa,
“memperkecil
ketidaksesuaian (kesenjangan) antara tingkah laku mengajar yang nyata dengan tingkah laku
mengajar yang ideal.”
Dari kedua definisi di atas , John J. Bolla menyimpulkan:
“supervise klinnis adalah suatu proses bimbingan yang bertujuan
untuk membantu pengembangan professional guru/calon guru, khususnya dalam
penampilan mengajar, berdasarkan observasi dan analisis data secara teliti dan
objektif sebagai pegangan untuk perubahan tingkah laku mengajar tersebut.”
B.
Ciri-ciri Supervisi Klinis
Adapun beberapa ciri-ciri supervisi klinis yang perlu diketahui:
1.
Bimbingan supervisor kepada guru/calon guru bersifat bantuan, bukan
perintah atau instruksi.
2.
Jenis keterampilan yang akan disupervisi diusulkan oleh guru atau
calon guru yang akan disupervisi, dan disepakati melalui pengkajian bersama
antara guru dan supervisor.
3.
Meskipun guru/calon guru mempergunakan berbagai keterampilan
mengajar secara terintegrasi, sasaran supervise hanya pada beberapa
keterampilan tertentu saja.
4.
Instrumen supervisi dikembangkan dan doisepakati bersama antara
supervisor dan guru berdasarkan kontrak.
5.
Balikan diberikan dengan segera dan secara objektif (sesui dengan
data yang direkam oleh instrument observasi)
6.
Meskipun supervisor telah menganalisis dan menginterpretasi data
yang direkam oleh instrument observasi, di dalam diskusi atau pertemuan balikan
guru/calon guru diminta terlebih dahulu menganalisis penampilannya.
7.
Supervisor lebih banyak bertanya dan mendengarkan daripada
memerintah atau mengarahkan.
8.
Supervisi berlangsung
dalam suasana intim dan terbuka.
9.
Supervisi berlangsung
dalam siklus yang meliputi perencanaaa, observasi, dan siklus pertemuan
balikan.
10.
Supervisi klinis dapat
dipergunakan untuk pembentukan atau peningkatan dan perbaikan keterampilan
mengajar, dipihak lain dipakai dalam konteks pendidikan penjabatan maupun dalam
jabatan (preservice dan inservice education).
C.
Fungsi Supervisi Klinis
Di dalam supervisi klinis terdapat tujuan
utama yakni, meningkatkan pembelajaran yang dilaksanakan guru melalui
modifikasi prilaku pengajaran yang kurang Efektif. Selain itu, secara khusus
dijelaskan bahwa supervisi klinis memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Menyediakan umpan balik yang obyektif terhadap
guru, mengenai pengajaran yang dilaksanakannya.
2. Mendiagnosis dan membantu memecahkan
masalah-masalah pengajaran.
3. Membantu guru mengembangkan keterampilannnya
menggunakan strategi pengajaran.
4. Mengevaluasi guru untuk kepentingan promosi
jabatan dan keputusan lainnya.
5. Membantu guru mengembangkan satu sikap positif
terhadap pengembangan profesional yang berkesinambungan.
D.
Proses Supervisi Klinis
Dalam pelaksanaannya, supervisi klinis diawali dengan tahap
perencaan, tahap observasi, dan tahap evaluasi dan analisis. Menurut Oliva
(1984) ada tiga aktivitas esensial dalam proses supervisi klinik, yaitu (1)
kontak dan komunikasi dengan guru untuk merencanakan observasi kelas (2)
observasi kelas, dan (3) tindak lanjut observasi kelas.
Tahap Pertemuan Awal
1. Menganalisa rencana pelajaran.
2. Menetapkan bersama guru aspek-aspek yang akan
diobservasi dalam mengajar.
Tahap Observasi Mengajar
1. Mencatat peristiwa selama pengajaran.
2. Catatan harus obyektif dan selektif.
Tahap Pertemuan Balikan
1. Menganalisa hasil observasi bersama guru.
2. Menganalisa perilaku mengajar.
3. Bersama menetapkan aspek-aspek yang harus
dilakukan untuk membantu perkembangan keterampilan mengajar berikutnya.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Komentar
Posting Komentar