Masyarakat dan Pendidikan dalam Ilmu Sosiologi dan Sejarah Pendidikan Islam
PENDIDIKAN DAN MASYARAKAT
Review Jurnal ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah: Sosiologi Pendidikan dan Sejarah Pendidikan Islam
Dosen Pembimbing:
Dr. Nurul Iman, Lc. M. Pd. I
Disusun oleh:
Amirothul Maulidyana NIM. 16150258
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
TAHUN 2018
Review Jurnal ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah: Sosiologi Pendidikan dan Sejarah Pendidikan Islam
Dosen Pembimbing:
Dr. Nurul Iman, Lc. M. Pd. I
Disusun oleh:
Amirothul Maulidyana NIM. 16150258
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
TAHUN 2018
“PENDIDIKAN DAN MASYARAKAT”
A.
Perubahan Sosial dan Pendidikan
Suatu hal yang disebut perubahan
selalu memiliki tiga pergerakan, diantaranya cepat atu lambat, progress atau
regress, Manifest atau latent. Dalam kehidupan
bermasyarakat, tidak ada masyarakat yang bersifat statis, namun cenderung
berubah dan yang konstan adalah perubahan itu sendiri sehingga masyarakat
modern lebih menekankan pada rasionalisasi yang bersifat progresif dalam
kemasyarakatan. Setiap perubahan selalu menimbulkan resiko kehidupan sosial,
sehingga dalam masyarakat mengalami transformasi dan menjadikan solidaritas
bukan lagi prioritas, menjadikan sebagai pribadi individualis yang lebih
berorientasi pada pertimbangan untung dan rugi. Perubahan sosial
merupakan suatu tingkah laku yang mengalami perkembangan atau kemunduran bagi
seorang individu terhadap lingkungan sekitar.Pada hal ini mengarah ke
terjadinya proses internalisasi program pada subyek-didik (pendidik dan peserta
didik). Sebab ini menekankan pada pentingnya tujuan/cara/jalan mendidik yang
cocok sesuai dengan pola hidup bergama di masyarakat sekitar.
Contoh:
1.
Anak
zaman sekarang lebih menyenangi bermain game melalui gadget, sehingga bermain
seperti permainan berkelompok semacam “gobak sodor” tidak lagi menjadi
kesenangan, sehingga hal itulah yang membuat anak cenderung individualistik.
2.
Gaya
hidup instan menjadi gaya hidup masyarakat kita, seperti lebih bergantung pada
makanan instan yang siap saji atau bahkan delivery order.
Sehingga dari
kedua contoh diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku generasi muda menjadi
kurang sabar, minim rasa toleran, menyukai segala hal yang mudah, cepat dan
praktis. Menurut Selo Soemardjan, perubahan sosial adalahperubahan pada lembaga
kemasyarakatan yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya
nilai-nilai, sikap, perilaku antar kelompok dan masyarakat.
Sejalan
dengan penjelasan perubahan sosial di atas maka sebenarnya di manakah letak
posisi pendidikan. Pendidikan adalah suatu institusi pengkonservasian yang
berupaya menjembatani dan memelihara warisan budaya suatu masyarakat sesuai
dengan perubahan sosial.
Dalam
proses perubahan sosial modifikasi yang terjadi seringkali tidak teratur dan
tidak menyeluruh, meskipun sendi-sendi yang berubah itu saling berkaitan secara
erat, sehingga melahirkan ketimpangan kebudayaan. Dikatakan pula olehnya bahwa
cepatnya perubahan teknologi jelas akan membawa dampak luas ke seluruh
institusi-institusi masyarakat sehingga munculnya kemiskinan, kejahatan, kriminalitas
dan lain sebagainya merupakan dampak negatif yang tidak bisa dicegah.
Untuk
itulah pendidikan harus mampu melakukan analisis kebutuhan nilai, pengetahuan
dan teknologi yang paling mendesak dapat mengantisipasi kesiapan masyarakat
dalam menghadapi perubahan. Sedang alur perkembangan diferensiasi pendidikan
dapat diterangkan dalam beberapa poin sebagai berikut.
a. Pendidikan
pada masyarakat sederhana yang belum mengenal tulisan. Dalam kehidupan
masyarakatnya mengembangkan pendidikan secara informal yang berfungsi untuk
memberikan bekal keterampilan-keterampilan mata pencaharian dan memperkenalkan
pola tingkah laku yang sesuai dengan nilai serta norma masyarakat setempat.
Pada tingkatan ini, peran sebagai siswa dan guru secara murni ditentukan oleh ukuran-ukuran
askriptif.
b. Pada
tingkatan yang lebih maju, sebagaian proses sosialisasi teridentifikasi keluar
dari batas keluarga, diserahkan kepada semua pemuda di masyarakat tentu saja
dengan bimbingan para orang tua yang berpengalaman atau berkeahlian.
c. Dengan
berkembangnya diferensiasi di masyarakat itu sendiri, maka meningkat pula upaya
seleksi sosial.
d. Pada
tingkatan berikutnya hubungan antara pendidikan dengan masyarakat menjadi kian
rumit dan semakin kompleks. Sejalan dengan arus industrialisasi dan
kecenderungan diferensiasi sosial, maka spesialisasi peranan menjadi ciri
istimewa masyarakat pada tingkatan keempat ini. Di sini beban-beban baru, yaitu
sebagai pusat pengajaran bagi masyarakat luas, sebagai media seleksi sosial
serta berperan pula sebagai lapangan pekerjaan.
Dalam
perkembangan ini, sistem pendidikan beranjak pesat menjadi institusi yang mempunyai
“kedudukan penting” terutama dalam menopang perubahan sosial ekonomi (baik
perubahan yang direncanakan maupun tidak), lalu pendidikan berkembang menjadi
“jembatan” prestise dan status, selain juga tampil sebagai faktor utama
mobilitas sosial, baik vertikal maupun horisontal, baik intra maupun
antargenerasi.
Berdasarkan
tinjauan di atas, bahwa untuk mempertahankan eksistensi hidup masyarakat tidak
dapat terhindar dari penguasaan teknologi, maka unsur kreativitas, unsur
kemandirian dalam kebersamaan, unsur produktivitas, menjadi faktor yang sangat
penting untuk menaggapi budaya hidup teknologis itu. Berarti pendidikan yang
menghasilkan manusia-manusia kreatif menjadi tuntutan dalam pola pendidikan
umum saat ini banyaknya media yang dapat berperan sebagai sumber informasi
pendidikan bagi generasi bangsa saat ini, maka konsep pendidikan perlu
mengalami pergeseran, pendidikan bukan lagi sebagai usaha yang di sengaja lagi
akan tetapi menjadi kondisi apapun yang dampaknya dapat menyebabkan terjadinya
perubahan nilai-nilai manusia. Kondisi dalam kehidupan keluarga, kondisi yang
terjadi dalam masyarakat luas sebagai panggung pentas budaya bangsa kondisi
yang ditampilkan oleh berbagai media baik cetak maupun elektronika, kondisi
yang terjadi di sekolah kesemuanya secara bersama-sama mewujudkan terjadinya
proses pendidikan bagi generasi bangsa kita. Baik dipandang dari dimensi
tuntutan kualitas manusia masa kini dan masa datang maupun dari kondisi
pendidikan yang semakin kompleks dan multidimensional itu, maka pendidikan kita
telah saatnya lebih banyak memberi kesempatan anak-anak kita mengaktualisasikan
diri dalam kondisi yang terkontrol baik dirumah maupun di sekolah untuk
mengimbangi kondisi yang tidak terkontrol dalam kehidupan di masyarakat luas
yang justru tarik menarik pengaruhnya terhadap proses pendidikan formal semakin
besar. Peran pendidikan orang tua dan pendidikan sekolah dituntut semakin
besar, apabila kita ingin generasi bangsa kita tidak mengalami pemudaran
nilai-nilai budaya bangsa kita yang akan menjalar kepada pemudaran rasa
kebangsaan kita, dengan lebih besar memberikan kesempatan kepada mereka untuk
mengaktualisasikan diri mereka masing-masing.
B.
Pendidikan dan Pembaharuan Masyarakat
Setiap
pendidik akan selalu mempercayakan akan kekuasaan pendidikan dalam pembentukan
masyarakat baru, sehingga dsetiap sekolah dapat mengkonstruksi atau membentuk
masyarakat baru dengan memunculkan berbagai ide-ide baru pula. Semua sekolah
tidak dapat melepaskan diri dari masyarakat dimana tempat ia berada dan dari
kontrol pihak yang berkuasa.
Dalam dunia yang dinamis ini setiap
masyarakat akan mengalami perubahan menuju pembaharuan, tidak turut berubah dan
mengikut arus pertukaran zaman yang akan membahayakan eksistensi masyarakat itu
sendiri. Setiap pemerintahan akan berusaha membuat kebijakan revolusioner demi
kesejahteraan rakyatnya dan keselematan bangsa dan negaranya sesuai dengan
paradigma negara yakni masih mengedepankan nilai-nilai Pancasila. Dalam hal
tersebut, harus ada ekuilibrium antara asas dinamika dan stabilitas.
Perubahan-perubahan yang terjadi sesuai dengan berubahanya sistem pendidikan
dan pembaharuan kurikulum, jadi perubahan menuju pembaharuan dalam aspek
pendidikan bisa dikatakan sangat tergantung pada kebijakan yang diambil oleh
negara.
Konsep pendidikan berbasis
masyarakat kiranya merupakan hal yang urgen untuk dilakukan dalam rangka
demokratisasi pendidikan. Pendidikan berbasis masyarakat merupakan perjuangan
politik menuju transformasi sosial. Pendidikan berbasis masyarakat merupakan
bagian dari agenda pedagogik kritis yang senantisa berupaya membebaskan
pendidikan dari belenggu kekuasaan. Manakala pendidikan telah ter-bebas dari
dominasi dan hegemoni kekuasaan, itu berarti demokratisasi pendidikan dapat
diwujudkan.
DAFTAR PUSTAKA
“Pendidikan dan Perubahan Sosial”,
Https://blog.umy.ac.id/topik/files/2011/Makalah-kel.-6-Bab-VIII-pendidikan-dan-perubahan-sosial.doc, diakses pada
tanggal 22 Maret 2018.
“Perubahan Sosial Dalam Perspektif
Sosiologi Pendidikan”, Https://www.aifis-digilib.org/upload/09_m_zainuddin.pdf, diakses pada tanggal 22 Maret 2018.
“Sosiologi
Pendidikan Dan Pengaruh Perubahan Sosial”, Https://repository.uin-suska.ac.id/Sosiologi_pendidikan/91527-ID-pengaruh-perubahan-sosial-terhadap-kemaj.pdf, diakses pada tanggal 22 Maret 2018.
“Perubahan Sosial Dan Pendidikan”, Https://staffnew.uny.ac.id/upload/Perubahan+Sosial+dan+Pendidikan_1.pdf, diakses pada tanggal 22 Maret 2018.
Komentar
Posting Komentar