Bimbingan dan Konseling

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Didalam dunia pendidikan, tidak dapat dipungkiri bahwa akan selalu ada problematika yang terjadi pada setiap pelajar baik itu masalah umum di sekolah atau bahkan masalah individualisme (pribadi). Sehingga, dibutuhkan  bagi anak tersebut wadah (tempat) untuk menampung berbagai masalah yang telah dihadapinya dengan dibimbing oleh ahli (konselornya) demi terwujudnya kedamaian pada diri setiap pelajar itu sendiri sehingga proses belajar pun menjadi optimal dan kemampuan anak tidak terganggu dengan berbagai problematika yang ada. Pada era modern ini, banyak sekali konflik yang terjadi didalam kehidupan yang melibatkan para pelajar. Ini adalah sebuah hal tragis yang harus dihentikan. Sangat banyak sekali konflik antar remaja yang kian menjadi-jadi. Hal ini disebabkan, kurangnya wadah (tempat) bagi mereka untuk berkeluh kesah dan mengarahkan pada penanganan situasi yang benar untuk mengontrol diri sendiri. Di sinilah, kita perlu melibatkan peran para konselor, yaitu seperti guru khusus Bimbingan dan Konseling. Dimana, konselor dari dunia pendidikan ini telah terdidik dan terarah untuk menjadi solusi bagi mereka yang membutuhkan bantuan untuk belajar mengendalikan kondisi (situasi) terutama bagi dirinya sendiri.
Setiap individualis memiliki karakter yang berbeda-beda, namun sejatinya setiap individu yang sedang mengalami permasalahan baik internal maupun eksternal mereka masih sangat perlu untuk mencoba jasa para konselor ini. Meskipun, tidak sepenuhnya dapat menyelesaikanmasalah namun setidaknya dirinya lebih terarah dan damai. Maka dari itu, kami akan membahas mengenai apa itu Bimbingan dan Konseling? Dan akan kami bahas tuntas mengenai definisi sesungguhnya begitu pun akan kami kupas secara ringkas dan detail mengenai prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling dalam makalah ini. Namun, penulis menyadari bahwa masih ada banyak  kekurangan yang ada dalam makalah ini. Maka dari itu, saran dan kritik yang konstruktif sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah adanya Bimbingan dan Konseling?
2. Apakah pengertian dari Bimbingan dan Konseling?
3. Apa saja prinsip-prinsip  dari Bimbingan dan Konseling?

C. Tujuan
1. Untuk lebih mengetahui sejarah adanya Bimbingan dan Konseling.
2. Untuk mengetahui mengenai pegertian Bimbingan dan Konseling.
3. Untuk mengetahui dan lebih memahami berbagai prinsip dari Bimbingan dan Konseling.



















BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Bimbingan dan Konseling
Awalnya Bimbingan dan Konseling (BK) dikenal dengan BP, Bimbingan dan Konseling identik dengan masalah dan dianggap sebagai polisi sekolah. Masyarakat memiliki ekspektasi yang terlalu tinggi terhadap BK untuk mengubah perilaku individu dalam jangka waktu pendek. Saat ini, kemandirian dan pencapaian tugas perkembangan individu menjadi fokus layanan. Lingkungan (keluarga, masyarakat) seringkali menjadi dilema bagi konselor dalam upaya penuntasan masalah.Berawal dengan career guidance, Frank Parson selanjutnya Bimbingan dan Konseling berkembang sesuai kebutuhan. Tidak hanya bimbingan karir, tapi juga meluas sampai ranah pendidikan. Bahkan saat ini, ruang lingkup konseling semakin luas seperti konseling pernikahan, konseling keluarga, konseling pastoral dan sebagainya . Lingkungan hidup pertama peserta didik adalah rumahnya masing-masing, oleh karena itu di rumahnya itulah peserta didik pertama kali mendapat Bimbingan dan dan penyuluhan oleh orang tuanya atau orang lain yang bertanggung jawab tentang kehidupannya. Lingkungan hidup kedua yang penting bagi peserta didik adalah lingkungan tempatnya belajar dan menuntut ilmu pengetahuan yaitu lingkungan sekolah. Sekolah sebagai lembaga pendidikan adalah tempat untuk mempersiapkan peserta didik menghadapi kehidupannya dengan demikian baik di rumah maupun sekolah.
Peserta didik memerlukan bekal keterampilan dengan menyesuaikan diri pada kemajuan teknologi, pertumbuhan ekonomi dan teknologi informasi. Posisi pembimbing adalah membantu orang perorangan dalam memahami dirinya sendiri dan lingkungan hidupnya (Winkel dan Hastuti 2006: 44) . Pembimbing harus mampu melihat potensi peserta didik yang dapat diaktualisasikan sesuai pengembangan dan muatan kurikulum yang menjadi pengalaman belajarnya.
B. Pengertian Bimbingan dan Konseling
Bimbingan dan konseling merupakan dua istilah yang sering dirangkaikan bagai kata majemuk. Hal itu mengisyaratkan bahwa  kegiatan bimbingan kadang-kadang dilanjutkan dengan kegiatan konseling. Beberapa ahli menyatakan bahwa konseling merupakan inti dari kegiatan bimbingan. Ada pula yang menyatakan bahwa konseling merupakan salah satu jenis layanan bimbingan. Dengan demikian dalam istilah bimbingan sudah termasuk di dalamnya kegiatan konseling. Menurut Jones (1963) , Guidance is the help given by one person to another in making choice and adjustments and in solving problems. Maksudnya adalah, tugas pembimbing hanyalah membantu agar individu  yang dibimbing mampu membantu dirinya sendiri, sedangkan keputusan terakhir tergantung kepada individu yang dibimbing (klien).
1. Pengertian Bimbingan
Pengertian bimbingan yang dikemukakan oleh Rochman Natawidjaja (1978) , bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat memahami dirinya sehingga dia sanggup mengarahkan diri dan dapat bertindak wajar sesuai dengan tuntutang dan keadaan keluarga serta masyarakat. Bimo walgito (1982: 11) , mendapatkan rumusan bimbingan yang dikemukaan para ahli sebagai berikut:
Bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu-individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan di dalam kehidupannya agar individu atau sekumpulan individu-individu itu dapat mencapai kesejahteraan hidupnya. Dapat dimakanai bahwa Bimbingan adalah proses bantuan yang diberikan kepada seseorang agar mampu memperkembangkan potensi (bakat, minat dan kemampuan) yang dimiliki, mengenali dirinya sendiri, mengatasi persoalan-persoalan sehingga mereka dapat menentukan sendiri jalan hidupnya secara bertanggung jawab tanpa bergantung pada orang lain.
Dari beberapa pengertian bimbingan yang dikemukakan oleh banyak ahli itu, dapat disimpulkan bahwa bimbingan merupakan,
a) Suatu proses yang berkesinambungan
b) Suatu proses membantu individu
c) Bantuan yang diberikan itu dimaksudkan agar individu yang bersangkutan dapat mengarahkan dan mengembangkan dirinya secara optimal sesuai dengan kemampuan/potensinya
d) Kegiatan yang bertujuan utama memberikan bantuan agar individu dapat memahami keadaan dirinya dan mampu menyesuaikan dengan lingkungannya
Pelaksanaan Bimbingan perlu memperhatikan prinsip berikut ini:
a) Bimbingan adalah suatu proses membantu individu agar mereka dapat membantu dirinya sendiri dalam memecahkan masalah yang dihadapinya
b) Bertitik tolak (berfokus) pada individu yang dibimbing
c) Diarahkan pada individu, dan tiap individu memiliki karakteristik tersendiri, oleh karena itu pemahaman keragaman dan kemampuan individu yang dibimbing sangat diperlukan dalam pelaksanaan Bimbingan
d) Masalah yang tidak dapat diselesaikan oleh tim pembimbing di sekolah hendaknya diserahkan kepada ahli atau lembaga yang berwewenang memecahkannya
e) Bimbingan harus luwes dan fleksibel sesuai kebutuhan individu atau masyarakat dimulai dengan identifikasi kebutuhan yang dirasakan oleh individu yang akan dibimbing
f) Program Bimbingan harus sesuai dengan program sekolah dimana Bimbingan itu berlangsung
g) Pengelola dan penanggung jawab Bimbingan dikelola oleh orang yang memiliki keahlian dibidang Bimbingan dan penyuluhan
h) Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan Bimbingan untuk mengetahui kegagalan dan keberhasilan sehingga dapat ditindak lanjuti dalam penyelesaian masalah yang diperlukan
2. Pengertian Konseling
Istilah konseling (counseling) diartikan sebagai penyuluhan. Istilah penyuluhan dalam kegiatan bimbingan menurut beberapa ahli kurang tepat. Menurut mereka yang lebih tepat adalah konseling karena kegiatan konseling ini sifatnya lebih khusus, tidak sama dengan kegiatan-kegiatan penyuluhan lain seperti penyuluhan dalam bidang pertanian dan penyuluhan dalam keluarga berencana. Untuk menekankan kekhususannya itulah maka dipakai istilah Bimbingan dan Konseling. Pelayanan konseling menuntut keahlian khusus, sehingga tidak semua orang yang dapat memberikan bimbingan mampu memberikan jenis layanan ini (Winkel, 1978) . Menurut James P. Adam yang dikutip oleh Depdikbud (1976: 19a) , Konseling adalah suatu pertalian timbal balik antara dua orang individu di mana yang seorang (konselor) membantu yang lain (konseli) supaya dia dapat lebih baik memahami dirinya dalam hubungannya dengan masalah hidup yang dihadapinya pada waktu itu dan waktu yang akan datang. Bimo Walgito , menyatakan bahwa konseling adalah bantuan yang diberikan kepada individu dalam memecahkan masalah kehidupannya dengan wawancara, dengan cara-cara yang sesuai dengan keadaan individu yang dihadapi untuk mencapai kesejahteraan hidupnya.
Konseling mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1) Pada umumnya dilakukan secara individual
2) Pada umumnya dilakukan dalam suatu perjumpaan tatap muka
3) Untuk pelaksanaan konseling dibutuhkan orang yang ahli
4) Tujuan pembicaraan dalam proses konseling ini diarahkan untuk memecahkan masalah yang dihadapi klien
5) Individu yang menerima layanan (klien) akhirnya mampu memecahkan masalahnya dengan kemampuannya sendiri.

C. Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling
Prinsip yang berasal dari asal kata “Prinspira” yang artinya permulan dengan suatu cara tertentu melahirkan hal–hal lain yang keberadaanya tergantung dari pemula itu, prinsip ini merupakam hasil perpaduan antara kajian teoriitik dan teori lapangan yang terarah yang digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan yang dimaksudkan (Halaen, 2002: 63) .  Prinsip bimbingan dan Konseling menguraikan tentang pokok – pokok dasar pemikiran yang dijadikan pedoman program pelaksanaan atau aturan main yang harus di ikuti dalam pelaksanaan program pelayanan bimbingan dan dapat juga dijadikan sebagai seperangkat landassan praktis atau aturan main yang harus diikuti dalam pelaksanaan program pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah.
Prayitno mengatakan , bahwa prinsip merupaka hasil kajian teoritik dan tela’ah lapangan yang digunakan sebagai pedoman pelaksanaan sesuatu yang dimaksudkan. Jadi, dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa prinsip–prinsip bimbingan dan konseling merupakan pemaduan hasil–hasil teori dan praktek yang dirumuskan dan dijadikan pedoman sekaligus dasar bagi peyelenggaraan pelayanan.
Dalam pelayanan bimbingan dan konseling prinsip yang digunakan bersumber dari kajian filosofis hasil dari penelitian dan pengalaman praktis tentang hakikat manusia. Perkembangan dan kehidupan manusia dalam konteks sosial budayanya, pengertian, tujuan, fungsi, dan proses, penyelenggaraan bimbingan dan konseling. Ada beberapa prinsip pelaksanaan bimbingan dan konseling diantaranya:
1. Bimbingan adalah suatu proses membantu individu agar mereka dapat membantu dirinya sendiri dalam menyelesaikan masalah yang dihadapinya. 
2. Hendaknya bimbingan bertitik tolak (berfokus) pada individu yang dibimbing 
3. Bimbingan diarahkan pada individu dan tiap individu memiliki karakteristik tersendiri.
4. Masalah yang dapat diselesaikan oleh tim pembimbing di lingkungan lembaga hendaknya diserahkan kepada ahli atau lembaga yang berwenang menyelesaikannya.
5. Bimbingan dimulai dengan identifikasi kebutuhan yang dirasakan oleh individu yang akan dibimbing.
6. Bimbingan harus luwes dan fleksibel sesuai dengan kebutuhan individu dan masyarakat. 
7. Program bimbingan di lingkungan lembaga pendidikan tertentu harus sesuai dengan program pendidikan pada lembaga yang bersangkutan.
8. Hendaknya pelaksanaan program bimbingan dikelola oleh orang yang memiliki keahlian dalam bidang bimbingan, dapat bekerja sama dan menggunakan sumber-sumber yang relevan yang berada di dalam ataupun di luar lembaga penyelenggara pendidikan.
9. Hendaknya melaksanakan program bimbingan di evaluasi untuk mengetahui hasil dan pelaksanaan program.
Rumusan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling pada umumnya ialah berkenaan dengan sasaran pelayanan, masalah klien, tujuan dan proses penanganan masalah, program pelayanan, penyelenggaraan pelayanan. Diantara prinsip-prinsip tersebut adalah: 
a. Prinsip-prinsip berkenaan dengan sasaran pelayanan 
Sasaran pelayanan bimbingan dan konseling adalah individu-individu baik secara perorangan aupun kelompok yang menjadi sasaran pelayanan pada umumnya adalah perkembangan dan perikehidupan individu, namun secara lebih nyata dan langsung adalah sikap dan tingkah lakunya yang dipengaruhi oleh aspek-aspek kepribadian dan kondisi sendiri, serta kondisi lingkungannya, sikap dan tingkah laku dalam perkembangan dan kehidupannya itu mendorong dirumuskannya prinsip-prinsip bimbingan dan konseling sebagai berikut : 
1) BK melayani semua individu tanpa memandang umur, jenis kelamin, suku, agama dan status sosial ekonomi. 
2) BK berurusan dengan pribadi dan tingkah laku individu yang unik dan dinamis. 
3) BK memperhatikan sepenuhnya tahap-tahap dan berbagai apek perkembangan individu. 
4) BK memberikan perhatian utama kepada perbedaan individual yang menjadi orientasi pokok pelayanannya. 
b. Prinsip-prinsip berkenaan dengan masalah individu
Berbagai faktor yang mempengaruhi perkembangan dan kehidupan individu tidaklah selalu positif, namun faktor-faktor negatif pasti ada yang berpengaruh dan dapat menimbulkan hambatan-hambatan terhadap kelangsungan perkembangan dan kehidupan individu yang berupa masalah. Pelayanan BK hanya mampu menangani masalah klien secara terbatas yang berkenaan dengan : 
1) BK berurusan dengan hal-hal yang menyangkut pengaruh kondisi mental atau fisik individu terhadap penyesuaian dirinya dirumah, disekolah serta dalam kaitannya dengan kontak sosial dan pekerjaan, dan sebaliknya pengaruh lingkungan terhadap kondisi mental dan fisik individu. 
2) Kesenjangan sosial, ekonomi dan kebudayaan merupakan faktor timbulnya masalah pada invidu yang kesemuanya menjadi perhatian utama pelayanan BK. 
c. Prinsip-prinsip berkenaan dengan program pelayanan
Adapun prinsip-prinsip yang berkenaan dengan pelayanan layanan BK itu adalah sebagai berikut : 
1) BK merupakan bagian integrasi dari proses pendidikan dan pengembangan, oleh karena itu BK harus diselaraskan dan dipadukan dengan program pendidikan serta pengembangan peserta didik.
2) Program BK harus fleksibel disesuaikan dengan kebutuhan individu, masyarakat dan kondisi lembaga.
3) Program bimbingan dan konseling disusun secara berkelanjutan dari jenjang pendidikan terendah sampai tertinggi. 
d. Prinsip-prinsip berkenaan dengan pelaksanaan pelayanan 
Pelaksanaan pelayanan BK baik yang bersifat insidental maupun terprogram, dimulai dengan pemahaman tentang tujuan layanan, dan tujuan ini akan diwujudkan melalui proses tertentu yang dilaksanakan oleh tenaga ahli dalam bidangnya, yaitu konselor profesional. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan hal tersebut adalah: 
1) BK harus diarahkan untuk pengembangan individu yang akhirnya mampu membimbing diri sendiri dalm menghadapi permasalahannya. 
2) Dalam proses BK keputusan yang diambil dan akan dilakukan oleh individu hendaknya atas kemauan individu itu sendiri bukan karena kemauan atau desakan dari pihak lain.
3) Permasalahan individu harus ditangani oleh tenaga ahli dalam bidang yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi.
4) Kerja sama antara guru pembimbing, guru-guru lain dan orang tua anak amat menentukan hasil pelayanan bimbingan. 
5) Pengembangan program pelayanan BK ditempuh melalui pemanfaatan yang maksimal dari hasil pengukuran dan penilaian terhadap individu yang terlibat dalam proses pelayanan dan program bimbingan dan konseling itu sendiri (Hanen, 2002). 
e. Prinsip-prinsip bimbingan dan konseling disekolah dalam lapangan operasional bimbingan dan konseling.
Sekolah merupakan lembaga yang wajah dan sosoknya sangat jelas. Di sekolah pelayanan bimbingan dan konseling diharapkan dapat tumbuh dan berkembang dengan amat baik mengingat sekolah merupakan lahan yang secara potensial sangat subur, sekolah memiliki kondisi dasar yang justru menuntut adanya pelayanan ini pada kadar yang tinggi. Pelayanan BK secara resmi memang ada disekolah, tetapi keberadaannya belum seperti dikehendaki. Dalam kaitan ini Belkin (dalam Prayitno 1994)  menegaskan enam prinsip untuk menumbuh kembangkan pelayanan BK disekolah. 



























BAB III
PENUTUP
A. Kesmipulan
1. Berawal dengan career guidance --- Frank Parson, selanjutnya BK berkembang sesuai kebutuhan. Tidak hanya bimbingan karir, tapi juga meluas sampai ranah pendidikan. Bahkan saat ini, runag lingkup konseling semakin luas seperti konseling pernikahan, konseling keluarga, konseling pastoral dsb.
2. Bimbingan (Guidance), upaya pemberian bantuan psikologis dari konselor kepada konseli, baik secara langsung maupun tidak langsung, secara individu maupun kelompok dalam rangka membantu konseli mencapai tugas perkembangan. Tugas perkembangan, menyelesaikan masalah, mencapai life welfare dan sebagainya. Konseling (Counseling), Upaya pemberian bantuan kepada konseli secara face to face/langsung dalam rangka membantu menyelesaikan masalah.
Perbandingan Bimbingan dan Konseling adalah, Bimbingan; langsung dan tidak langsung, preventif dan preservative,individu dan kelompok, dan tidak harus konselor sedangkan, Konseling; langsung, kuratif,Individu dan kelompok, dan orang profesional (konselor)
3. Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling
a. BK diperuntukkan untuk semua.
b. Bimbingan merupakan proses yang menyatu  dalam semua kegiatan pendidikan.
c. Bimbingan harus terpusat pada anak yang dibimbing.
d. Kegiatan bimbingan mencakup seluruh kemampuan perkembangan individu.
e. Layanan bimbingan harus diberikan secara berkelanjutan.
f. Harus dijaga kerahasiaan data tentang anak yang dibimbing.
g. Hendaknya pandai-pandai menggunakan berbagai pendekatan yang tepat sesuai dengan pribadi anak yang dibimbing.
h. Sebaiknya bekerjasama dengan lembaga-lembaga lain berhubungan dengan layanan bimbingan dan konseling


DAFTAR PUSTAKA
Soetjipto, Kosasi, Raflis. Profesi Keguruan. (Jakarta: PT RINEKA CIPTA). 1994.
Sagala, Sayiful. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. (Medan: ALFABETA). 2008.
“Makalah Bimbingan Konseling”, Https://Materi%20Profesi%20keguruan/MAKALAH%20Bimbingan%20Konseling/Bimbingan%20%20&%20Konseling.pdf, diakses pada tanggal 06 April 2017.
“Materi Profesi Keguruan”, Https://www.Materi%20Profesi%20keguruan/Profesi%20Keguruan/MAKALAH%20Bimbingan%20Konseling/PRINSIP-PRINSIP_BK.pdf, diakses pada tanggal 06 April 2017.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RPP Bahasa Indonesia MI/SD

MAKALAH PENGEMBANGAN PKn MI/SD

Pemetaan KD ke Indikator dalam Pembelajaran Tematik