Pendekatan Dalam Studi Islam
PEMBAHASAN
A. Bentuk-bentuk
Pendekatan Dalam Studi Islam
Dalam mempelajari agama diperlukan berbagai
macam pendekatan agar substansi dari agama itu mudah dipahami. Adapun yang
dimaksud dengan pendekatan disini adalah cara pandang atau paradigma yang
terdapat dalam suatu bidang ilmu yang selanjutnya digunakan dalam memahami
agama. Dalam hubungan ini Jamaluddin Rakhmat mengatakan bahwa agama dapat di
teliti dengan menggunakan berbagai paradigma realitas agama yang di ungkapkan
mempunyai nilai kebenaran sesuai dengan kerangka paradigmanya.
Berbagai pendekatan manusia dalam memahami
agama dapat melalui pendekatan paradigma ini. Disini dapat dilihat bahwa agama
bukan hanya monopoli kalangan teolog dan normalis, melainkan agama dapat
dipahami semua orang sesuai dengan pendekatan dan kesanggupannya.
Secara umum ada dua pendekatan yang dapat
dilakukan dalam melakukan studi Islam yaitu pendekatan doktriner(konvensional)
dan ilmiah(scientific).
Pada umumnya, umat Islam lebih cenderung
menggunakan pendekatan doktriner daripada ilmiah. Sedang, non-muslim yang di
dominasi oleh para orientalis sebaliknya.
B. Pendekatan
Studi Islam secara Doktriner atau Konvensional
Pendekatan Studi Islam secara doktriner merupakan
pendekatan studi di kalangan umat Islam yang berlangsung dengan melihat Islam
sebagai sebuah doktrin agama yang harus di prektekkan secara ideal atau bisa
juga dikenal dengan pendekatan normatif. Dimana, agama Islam sebagai objek
studi di yakini sebagai sesuatu yang suci dan merupakan doktrin-doktrin yang
berasal dari Illahi yang mempunyai nilai(kebenaran)absolut, mutlak dan
universal. Pendekatan doktriner tersebut juga berasumsi bahwa ajaran Islam yang
sebenarnya adalah ajaran Islam yang berkembang pada masa salaf yang menimbulkan
berbagai madzhab keagamaan, baik teologis maupun hukum-hukum fiqih yang
kemudian di anggap sebagai doktrin-doktrin yang tetap dan baku. Sesudah masa
itu, studi Islam berlangsung secara doktriner sehingga ajaran Islam menjadi
bersifat permanen, yang pada akhirnya menjadi tampak ketinggalan zaman.
C. Pendekatan
Studi Islam secara Ilmiah atau Scientific
Pendekatan scientific ilmiah dalam studi Islam mempunyai
beberapa pendekatan, yang tergolong dalam pendekatan scientific adalah :
a. Pendekatan
Teologis Normatif, adalah upaya memahami agama dengan menggunakan kerangka ilmu ketuhanan yang
bertolak suatu keyakinan bahwa wujud empiric dari suatu keagamaan di anggap
paling benar di banding yang lain. Amin Abdullah mengatakan bahwa, teologi
sebagaimana kita ketahui tidak bisa dan tidak pasti mengacu pada suatu agama.
Loyalitas terhadap kelompok, komitmen dan dedikasi yang tinggi, serta
penggunaan bahasa yang bersifat subyektif, yakni bahasa sebagai pelaku bukan
pengamat adalah merupakan ciri dari pemikiran teologis.
b. Pendekatan
Antropologis, adalah salah satu upaya memahami agama dengan cara melihat wujud praktek
keagamaan yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat. Pendekatan antropologi
dalam memahami agama dapat di artikan sebagai salah satu upaya memahami agama
dengan cara melihat wujud praktis keagamaan yang tumbuh dan berkembang dalam
masyarakat. Antropologi dalam kaitan ini sebagaimana dikatakan Dewan Raharjo,
lebih mengutamakan pengamatan langsung bahkan sifatnya partisipatif.
Penelitian antropologi yang induktif yaitu turun ke lapangan tanpa
berpijak, atau setidaknya pembebasan diri dari kungkungan teori-teori formal
yang pada dasarnya sangat abstrak sebagaimana yang dilakukan dibidang
sosiologis dan ekonomi yang menggunakan model-model matematis.
Melalui pendekatan antropologis ini, kita dapat melihat agama dalam
hubungannya dengan mekanisme pengorganisasian. Seperti kasus di Indonesia,
peneliti Clifford Geertz dalam karyanya “The Religion of Java” dapat dijadikan
contoh yang baik dalam hal ini, Geertz melihat adanya klasifikasi social dalam
masyarakat muslim di Jawa, antara santri, priyayi, dan abangan.
c. Pendekatan
Sosiologis(Fenomena Sosial), adalah ilmu yang mempelajari hidup bersama dalam masyarakat dan
menyelidiki ikatan-ikatan antar manusia yang menguasai hidup. Sosiologi adalah
ilmu yang menggambarkan tentang keadaan masyarakat lengkap dengan struktur,
lapisan serta gejala sosial lainnya yang saling berkaitan. Pendekatan
sosiologis dilakukan dengan menyoroti dari sudut posisi manusia yang membawanya
kepada sebuah perilaku.
Sosiologi mencoba mengerti sifat dan maksud hidup bersama, cara bebrbentuk
dan tumbuh serta berubahnya perserikatan-perserikatan hidup itu serta
kepercayaan, keyakinan yang memberi sifat tersendiri kepada cara hidup bersama
itu dalam tiap persekutuan hidup manusia.
Pendekatan sosiologis digunakan sebagai salah satu pendekatan dalam memahami Islam. Hal demikian dapat di mengerti, karena bnyak
studi Islam dapat dipahami secara proporsional dan tepat apabila menggunakan
jasa bantuan dari sosiologi.
Melalui pendekatan sosiologis, Islam dapat dipahami dengan mudah karena ia
diturunkan untuk kepentingan sosial. Dalam Al-Qur’an misalnya, kita jumpai
ayat-ayat yang berkenaan dengan hubungan manusia lainnya, sebab-sebab yang
menyebabkan kesengsaraan. Semua itu jelas dapat di jelaskan apabila yang
memahaminya mengetahui sejarah sosial pada saat agama itu diturunkan.
d. Pendekatan Filosofis, secara etimologi kata
filsafat berasala dari philoberarti cinta dan kata shopos berarti
ilmu atau hikmah. Jadi, filsafat berarti cinta terhadap ilmu atau hikmah.
Filsafat dapat pula berarti mencari hakikat sesuatu, berusaha menautkan sebab
dan akibat serta berusaha menafsirkan berbagai macam pengalaman manusia.
Secara terminologi: berfikir secara mendalam, sistematik, radikal dalam
rangka mencari kebenaran hakikat mengenai segala sesuatu yang ada.
Pendekatan filosofis ini penting dilakukan sedikitnya karena beberapa
sebab:
1. Agar seseorang dapat menggunakan pemikiran
atau rasio seluas-luasnya sampai titik maksimal dari daya tangkapnya. Sehingga
seseorang terlatih untuk terus berfikir dengan menggunakan kemampuan
berfikirnya.
2. Dapat digunakan dalam memahami agama dengan
maksud agar mendapatkan hikmah atau inti dari ajaran agama, agar dapat di
mengerti dan dipahami secara seksama.
3. Agar seseorang merasakan hikmahnya hidup
secara berdampingan dengan orang lain.
e. Pendekatan Historis, atau sejarah disebut
dalam bahasa arab tarikhyang secara harfiah berarti ketentuan waktu dan
secara istilah berarti keterangan yang telah terjadi pada masa lampau atau masa
yang masih ada. Dalam bahasa inggris, kata sejarah merupakan terjemahan dari
kata historyyang secara harfiah dapat diartikan the past experince of
mind kind yakni pengalaman umat manusia di masa lampau.
Sejarah adalah ilmu yang membahas berbagai masalah yang terjadi di masa
lampau baik yang berkaitan dengan masalah sosial, politik, ekonomi, budaya,
ilmu pengetahuan, kebudayaan, agama dsb.
Pendekatan historis adalah salah satu upaya melakukan studi Islam dengan
menumbuhkan perenungan untuk memperoleh hikmah dengan cara mempelajari sejarah
nilai-nilai Islam yang berisikan kisah dan perumpamaan.
f. Pendekatan Psikologis, psikologi berasal dari
bahasa yunani Psychyang berarti jiwa Logisyang berarti ilmu.
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari jiwa.
Jika pendekatan psikologi dilakukan dalam pendekatan studi Islam maka hal
itu mengandung arti paradigma atau cara pandang dalam memahami Islam dengan
mempelajari jiwa seseorang dengan cara melihat gejala perilaku yang dapat
diamati.
Dalam Islam banyak sekali penggambaran bathin, seperti iman, takwa kepada
Allah. Perilaku seseorang dapat dilihat dari sesuatu yang dia yakini dengan
pendekatan ini maka akan diketahui tingkat keagamaan yang dihayati, dipahami
dan diamalkan serta berbgai alat untuk memasukkan agama ke dalam jiwa
seseorang.
g. Pendekatan Fenomenologis, adalah sebuah studi
Islam dalam bidang filsafat yang mempelajari manusia sebagai fenomena.
Pendekatan fenomenologi merupakan pendekatan agama dengan cara
membandingkan berbagai macam gejala dari bidang yang sama antara berbagai macam
agama.
Tokoh fenomenologi adalah Edmund Hussert dan Alfred Schulta, mereka
mengungkapkan , “Diam merupakan tindakan untuk mengungkapkan pengertian sesuatu
yang sedang di telit, dengan diam akan mengetahui perilaku orang lebih lanjut.”
Tujuan Fenomenologi:
1. Menginterprestasikan suatu teks berkenaan
dengan persoalan agama dengan setepat-tepatnya.
2. Merekonstruksi suatu kompleks tempat suci kuno
atau menerangkan permasalahan suatu cerita dari mitos.
3. Memahami struktur organisasi dari suatu
kelompok masyarakat religius dengan kehidupan sekitar.
h. Pendekatan Politis, teori politik normatif
adalah cara untuk membahas lembaga sosial, khususnya berhubungan dengan
kekuasaan publik, dan tentang hubungan antar individu didalam lembaga politik
disebut juga sebagai moral atau etika.
Perlawanan menghadapi penjajah merupakan pergerakan politik Islam yang
kemudian menjadi pembentukan negara Indonesia. Pendekatan politis dalam studi
Islam adalah salah satu upaya memahami Islam dengan cara menanamkan nilai-nilai
Islam pada lembaga sosial agar timbul motivasi atau keinginan untuk merai
kebahagiaan dan kesejahteraan serta perdamaian pada masyarakat.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
§ Dalam mempelajari agama diperlukan berbagai
macam pendekatan agar substansi dari agama itu mudah dipahami. Secara umum ada
dua pendekatan yang dapat dilakukan dalam melakukan studi Islam yaitu
pendekatan Doktriner dan Scientific.
§ Pendekatan Doktrin pendekatan studi dikalangan
umat Islam yang berlangsung dengan melihat Islam sebagai sebuah doktrin agama
yang harus di prektekkan secara ideal atau bisa juga dikenal dengan pendekatan
normatif.
§ Sedangkan, dalam pendekatan scientific ilmiah
dalam studi Islam mempunyai beberapa pendekatan yang tergolong dalam pendekatan
scientific,
1. Pendekatan Teologis normatif,
2. PendekatanAntropologis,
3. PendekatanSosiologis,
4. PendekatanFilosofis,
5. PendekatanHistoris,
6. PendekatanPsikologis,
7. Pendekatan Fenomenologis, dan
8. PendekatanPolitis.
Komentar
Posting Komentar