TEORI HUMANISTIK

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Teori Humanistik
Humanistik adalah aliran psikologi yang muncul pada tahun 1950-an sebagi reaksi terhadap behaviorisme dan psikoanalisis . Humanistik mengatakan bahwa manusia adalah suatu ketunggalan yang mengalami, menghayati dan pada dasarnya aktif, punya tujuan serta harga diri. Dalam hal ini Krischenbaum menyatakan , bahwa sekolah, kelas atau guru dapat dikatakan bersifat humanistik dalam beberapa kriteria. Dalam teori humanisme ini ajaran kognitif dan perasaan saling berkaitan karena humanisme lebih melihat pada pekembangan kepribadian manusia. Humanisasi berarti memanusiakan manusia, menghilangkan kebendaan, ketergantungan, kekrasan dan kebencian dari manusia dengan melawan tiga hal yaitu :
1. Dehumanisasi (Objektivasi teknologis, ekonomis, budaya atau negara)
2. Agresivitas (Agresivitas Kolektif dan Kriminalitas)
3. Loneliness (Privatisasi Individual)
Dalam dunia pendidikan sendiri, aliran humanistik lebih menekankan pada peranan siswa. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk menciptakan situasi yang permisif, rileks, akrab. Berkat situasi tersebut anak mengembangkan segala potensi yang dimilikinya. Tugas guru adalah menciptakan situasi yang permisif dan mendorong siswa untuk mencari dan mengembangkan pemecahan sendiri. Maka dari itu, dalam kurikulum humanistik fungsi kurikulum yakni menyiapkan peserta didik dengan berbagai pengalaman naluriah yang sangat berperan dalam perkembangan individu. Dan, tujuan pendidikan humanistik adalah suatu proses atas individu yang dinamis, yang berkaitan dengan pemikiran, integritas dan otonominya. Dalam kurikulum humanistik guru diharapkan dapat membangun hubungan emosional yang baik dengan peserta didiknya. Dan diantaranya perlunya peran guru sebagai berikut :
1. Mendengar pandangan realitas peserta didik secara komprehensif;
2. Menghormati individu peserta didik; dan
3. Tampil alamiah, otentik, tidak dibuat-buat
Menurut Malik Fadjar pendidikan humanistik berimplikasi pada proses kependidikan dengan orientasi pengembangan aspek-aspek kemanusiaan manusia, yakni aspek fisik-biologis dan ruhaniah-psikologis. Aspek rohaniah-psikologis inilah yang dicoba didewasakan dan di-insan kamil-kan melalui pendidikan sebagai elemen yang berpretensi positif dalam pembangunan kehidupan yang berkeadaban . Pendidikan humanistik adalah pendidikan yang mampu memperkenalkan apresiasinya yang tinggi kepada manusia sebagai makhluk Allah yang  mulia dan bebas serta dalam batas-batas eksistensinya yang hakiki, dan juga sebagai khalifah Allah. Pendidikan humanistik dalam pandangan Islam adalah pendidikanyang memandang manusia sebagai manusia, yakni makhluk hidup ciptaan Allah dengan fitrah-fitrah tertentu untuk dikembangkan secara maksimal dan optimal. Dengan demikian, pendidikan humanistik bermaksud membentuk insan manusia yang memiliki komitmen humaniter sejati, yaitu insan manusia yang memiliki kesadaran, kebebasan, dan tanggung jawab sebagai insan manusia individual, namun tidak terangkat dari kebenaran faktualnya bahwa dirinya hidup di tengah masyarakat.
Para humanis cenderung  untuk  berpegang  pada prespektif  optimistik tentang  sifat  alamiah  manusia. Mereka  berfokus pada  kemampuan manusia untuk berfikir  secara  sadar  dan  rasional  dalam  mengendalikan hasrat biologisnya,  serta  dalam  meraih potensi maksimal mereka. Dalam pandangan humanistik, manusia  bertanggung  jawab terhadap  hidup dan perbuatannya  serta mempunyai  kebebasan  dan kemampuan untuk mengubah sikap dan perilaku mereka.
Metode humanistik dalam pendidikan  mengusahakan partisipasi aktif siswa melalui konrak  belajar  yang  telah  disepakati  bersama dan  bersifat  jelas,  jujur,  dan positif. Pada metode humanistik, peserta atau sasaran didik dipandang sebagai individu yang kompleks dan unik sehingga dalam  menanganinya  tidak  bisa dipandang dari  satu  sisi  saja.  Dalam  metode humanistik,  kehidupan  dan perilaku seorang  yang humanis  antara lain  lebih merespon perasaan,  lebih menggunakan gagasan siswa  dan  mempunyai keseimbangan antara  teoritik  dan praktek.Beberapa tokoh penting dalam aliran humanistik adalah Arthur Combs, Abraham Maslow, Carl Ransom Rogers, Aldous Huxley, David Mills dan Stanly Scher.
B. Taksonomi Bloom dalam Aliran Humanistik
Pandangan Bloom dan Karthwohl yang menekankan pada apa yang harus dikuasai oleh individu (sebagai tujuan belajar) setelah melalui peristiwa belajar. Dan hal ini, telah diringkas menjadi tiga kawasan yang disebut “Taksonomi Bloom” .
1. Domain Kognitif, yakni terdiri atas enam tingkatan,
a. Pengetahuan (mengingat, menghafal)
b. Pemahaman (menginterpretasikan)
c. Aplikasi (menggunakan konsep untuk memecahkan masalah)
d. Analisis (menjabarkan suatu konsep)
e. Sintesis (menggabungkan bagian-bagian konsep menjadi sebuah konsep yang utuh)
f. Evaluasi (membandingkan nilai-nilai, ide, metode, dan lainnya)
2. Domain Psikomotorik yang terdiri dari lima tingkatan,
a. Peniruan (meniru gerak)
b. Penggunaan (menggunakan konsep untuk melakuakn gerak)
c. Ketepatan (melakuakn gerak dengan benar)
d. Perangkaian (melakukan beberapa gerakan sekaligus dengan benar)
e. Naturalisasi (melakuakn gerak secara wajar)
3. Domain Afektif, terdiri dari lima tingkatan pula yakni:
a. Pengenalan (ingin menerima, sadar akan adanya sesuatu)
b. Merespon (aktif berpartisipasi)
c. Penghargaan (menerima nilai-nilai, setia kepada nilai-nilai tertentu)
d. Pengorganisasian (menghubungkan nilai yang dipercayainya)
e. Pengamalan (menjadikan nilai-nilai sebagai bagian dari pola hidupnya)
C. Tipe-tipe Belajar Siswa menurut Aliran Humanistik
Dalam pandangan Honey dan Mumford mengenai teori belajar banyak dipengaruhi oleh Kolb, mereka menggolongkan tipe-tipe belajar siswa menjadi empat macam, yakni:
1. Kelompok Aktivis, kelompok ini memiliki karakteristik yang senag melibatkan diri dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan untuk memperoleh pengalam yang baru, mudah diajak berdialog, memiliki pemikiran yang terbuka, menghargai pendapat orang lain, mudah percaya pada orang lain, dan dalam hal menentukan pilihan serta langkahnya kurang pertimbangan yang matang.
2. Kelompok Reflektor, kelompok ini memiliki karakteristik yang sangat berhati-hati penuh mempertimbangkan suatu hal dalam mengambil keputusan, tidak mudah dipengaruhi oleh orang lain, dan cenderung bersifat konservatif
3. Kelompok Teoris, kelompok ini memiliki karakteristrik sangat kritis, suka menganalisis, selalu berpikir rasional dalam penggunaan nalar, segala sesuatu didasarkan kepada teori dan konsep, tidak menyuklai pendapat/penilaian yang subyektif, tidak menyukai hal-hal yang spekulatif, mempunyai pendirian yang kuat, tidak mudah dipengaruhi orang lain
4. Kelompok Pragmatis, kelompok ini memiliki karkateristik praktis, tidak suka bertele-tele dengan suatu teori atau konsep, sesuatu berguna baginya apabila dapat dilaksanakan /dipraktekkan bagi kehidupan manusia

D. Tipe dan Tahapan Belajar Menurut Teori Humanistik
Menurut Habermas, proses belajar terjadi apabila terjadi interaksi anatar individu dengan lingkungannya, baik lingkungan alam maupun sosial. Berikut beberapa tipe belajar dalam teori humanistik:
1. Belajar teknik (technical learning), yaitu belajar bagaiamana seseorang dapat berinteraksi dengan lingkungan alam secara benar. Seseorang harus menguasai pengetahuan dan keterampilan agar dapat menguasai dan mengelola lingkungan dengan benar (ilmu alam sangat diperlukan).
2. Belajar praktis (practical learning), yaitu belajar bagaimana seseorang dapat berinteraksi dengan lingkungan sosial (orang-orang sekitar) dengan baik. Dalam hal ini dibutuhkan ilmu sosiologi, komunikasi, psikologi, antropologi dan sejenisnya.
3. Belajar emansipatoris (emancipatory learning), yaitu menekankan pada upaya seseorang mencapai suatupemaham dan kesadaran yang tinggi akan terjadinya perubahan atau transformasi budaya dalam lingkungan sosialnya. Ilmu yang berhubungan dengan budaya dan bahasa sangat dibutuhkan , karena tahap ini adalah tahap paling tinggi, sebab terjadinya transformasi kultural yang merupakan menjadi tujuan pendidikan yang tertinggi menurut habermas.
Tahapan Belajar dalam aliran humanistik ada 4 yakni:
1. Tahap pengalaman konkrit (Concrete experience), merupakan tahap paling awal seseorang mengalami suatu peristiwa sebagaimaan adanya (hanya merasakan, melihat dan menceritakan kembali perstiwa yang dialami). Dalam tahap ini seseorang belum memiliki kesadaran tentang hakikat peristiwa tersebut dan mengapa hal itu terjadi.
2. Tahap pengalaman aktif  dan reflektif (Reflection Observation), merupakan tahap dimana sudah ada observasi terhadap peristiwa yang dialami, mencari jawaban, melaksanakan refleksi, mengembangkan pertanyaan-pertanyaan mengenai kronologi peristiwa yang telah terjadi.
3. Tahap konseptualisasi (Abstract Conseptualization), dalam tahap ini seseorang sudah berupaya membaut sebuah abstraksi, mengembangkan suatu teori, konsep, prosedur tentang sesuatu yang sedang menjadi objek perhatian.
4. Tahap eksperimentasi aktif (Active Experimantation), merupakan tahap akhir dimana sudah adanya upaya untuk melakukan eksperimen secara aktif, dan mampu mengaplikasikan konsep teori ke dalam situasi nyata.
Dan dari keempat tahapan belajar dalam aliran humanistik pada dasarnya berlangsung diluar kesadaran orang yang belajar.











BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teori humanistik mampu memberikan arah terhadap semua komponen pembelajaran, semua komponen pendidikan diarahkan pada terbentuknya manusia yang ideal yaitu manusia yang mampu mencapai aktualisasi diri. Teori humanistik sangat membantu para pendidik dalam memahami arah belajar. Pendidik harus memperhatikan bagaimana perkembangan peserta didik dalam mengaktualisasikan diri. Pengalaman emosional, dan karakteristik individu/peserta didik harus diperhatikan dalam rangka perencanaan pembelajaran yang lebih baik. Dan perlunya inisiatif dan keterlibatan penuh dari peserta didik agar tercipta pembelajaran yang bermakna.













DAFTAR PSUTAKA
“Teori Pendidikan Humanistik”, Https://media.neliti.com/.../59554-ID-psikologi-humanistik-dan-aplikasinya-dal.pdf , diakses pada tanggal 10 April 2018.
“Pendidikan Humanistik, Https://Jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/kompetensi/article/download/417342.pdf, diakses pada tanggal 10 April 2018.
“Teori Humanistik”, Https://Digilib.uinsby.ac.id/1972/5/Bab%202.pdf, diakses pada tanggal 10 April 2018.
“Pengantar Aliran Humanistik”, Https://Wardalisa.staff.gunadarma.ac.id/.../Materi+06+-+Pengantar+Aliran+Humanistik.pdf, diakses pada tanggal 10 April 2018.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

RPP Bahasa Indonesia MI/SD

MAKALAH PENGEMBANGAN PKn MI/SD

Pemetaan KD ke Indikator dalam Pembelajaran Tematik